Hasil kunjungan dari Balai Proteksi Tanaman Yogyakarta
Burung hantu jenis barn owl
(Tyto alba) kini
makin popular di kalangan masyarakat petani, karena terbukti efektif
dalam memberantas hama tikus yang sering mengganggu tanaman padi dan
jagung. Kesuksesan masyarakat di
Desa Tlogoweru
(Demak) mulai ditiru di daerah lain. Anda yang bukan petani pun bisa
meraup keuntungan dengan menjadi penangkar burung hantu, karena makin
banyak komunitas petani di desa yang membutuhkannya. Berikut ini cara
penangkaran burung hantu jenis
Tyto alba.
Burung hantu jenis barn owl (Tyto alba)
—
Sejak adanya penangkaran burung hantu, dan tiap malam disebarkan ke
areal persawahan, masyarakat petani di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur,
Kabupaten Demak, bisa mengalami peningkatan pendapatan hingga Rp 10,385
miliar per tahun. Padahal, modal awal penangkaran Tyto alba “hanya” Rp
87,525 juta (detail analisis usaha penangkaran burung bisa dilihat pada
artikel
di sini).
Banyak masyarakat pedesaan yang ingin menangkarkan burung hantu jenis
Tyto alba, agar bisa mencapai kesuksesan seperti warga Desa Tlogoweu.
Karena itu, Om Kicau merasa perlu untuk berbagi ilmu mengenai teknik
penangkaran burung hantu jenis tersebut.
Perlu diketahui, burung hantu terdiri atas beberapa genus (marga).
Selain Tyto, ada juga Otus yang banyak dijumpai di kawasan timur
Indonesia, termasuk
burung hantu rinjani / rinjani scops owl
(Otus jolandae) di Pulau Lombok. Jadi, seluruh materi artikel ini hanya menyangkut spesies
Tyto alba.
Karakter dan habitat Tyto alba
Tyto alba
merupakan salah satu spesies burung hantu yang banyak tersebar di
seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Dalam bahasa Latin,
Tyto alba berarti burung hantu putih. Adapun dalam literatur perburungan internasional, burung ini dikenal dengan nama
barn owl:
mengacu pada habitat aslinya berupa gudang-gudang di ladang pertanian.
Masih banyak julukan lain bagi burung hantu ini, misalnya
monkey-faced owl (burung hantu berwajah monyet),
white owl, dan
night owl (hanya mencari mangsa di malam hari).
Tyto alba biasanya ditemukan di wilayah pemukiman dan ladang
perkebunan. Mereka senang tinggal di ladang-ladang, karena tikus yang
menjadi santapan utamanya sering berada di sana. Selain tikus, burung
hantu juga sering memangsa anak kelinci, kelelawar, katak, kadal,
burung-burung kecil, serangga, bahkan ular kecil.
Burung ini bersifat nokturnal, artinya hanya aktif pada malam hari,
dengan indera pendengaran dan indera penglihatan yang tajam.
Tyto alba mampu mendengar dan melihat mangsanya yang berukuran kecil, seperti tikus, dalam jarak cukup jauh.
Untuk menutupi kelemahan pada kedua bola matanya yang tidak bisa
berkedip, burung ini bisa memutar lehernya hingga 270 derajat. Itulah
cara yang biasa dilakukannya ketika mengamati pergerakan mangsanya.
Ketika terbang memburu mangsa, Tyto alba mampu melakukan gerakan
menukik dengan cepat tanpa mengeluarkan suara. Tidak heran jika mangsa
dengan mudah disergapnya dalam waktu sekejap. Karena itulah, Tyto alba
dianggap sangat efektif dalam membasmi hama tikus, dan hal ini sudah
dibuktikan sendiri oleh masyarakat Desa Tlogoweru.
Tyto alba mampu terbang menukik-cepat tanpa mengeluarkan suara.
—
Penangkaran Tyto alba
Untuk memulai penangkaran, sebaiknya Anda memilih burung hantu hasil
penangkaran. Cara ini lebih praktis, karena burung hantu menjadi lebih
mudah dilatih dan lebih cepat beradaptasi dengan kandang barunya yang
sering disebut rumah burung hantu (pagupon).
Pilihlah minimal sepasang burung hantu yang sudah mencapai umur
dewasa kelamin, dengan umur sekitar 1 tahun atau lebih. Untuk
membedakan burung jantan dan betina bisa dilihat dari warna dan motif
bulunya. Silakan perhatikan gambar di bawah ini :
Metode sexing pada burung hantu jenis Tyto alba. Gambar sebelah kiri betina.
—
Setelah mendapatkan sepasang burung hantu, maka yang dibutuhkan
sekarang adalah kandang penangkaran yang luas dan cukup untuk burung
terbang atau menjalankan segala aktivitasnya.
Di dalam kandang diletakan sebuah kotak besar untuk tempat bersarang.
Kotak sarangnya pun bervariasi. Ada yang berbentuk kotak biasa seperti
glodok, ada juga yang berukuran besar, atau berbentuk segitiga
sebagaimana yang digunakan penangkar burung hantu di luar negeri.
Beberapa model kotak sarang burung hantu
Cara membuat kotak sarang untuk burung hantu
—
Tyto alba jantan umumnya hanya berpasangan dengan seekor
betina saja (monogami), meski ada juga individu yang memiliki pasangan
lebih dari satu. Pada masa perjodohan, burung hantu akan berburu bukan
hanya malam hari saja, tetapi juga siang hari untuk memberikan makanan
kepada pasangannya.
Saat itulah, ia akan berpatroli dengan mengeluarkan jeritan khasnya
yang menandakan wilayah teritorialnya. Hal ini bukan hanya untuk
mengusir saingannya, tetapi juga untuk menarik perhatian burung betina.
Burung betina menghasilkan telur sebanyak 4 – 6 butir, yang akan
dierami selama 21 – 28 hari. Piyik-piyik yang menetas akan diasuh
induknya selama 60 hari, sampai mereka mulai keluar dari sarangnya.
Tetapi masa sapih (anakan bisa makan sendiri) umumnya terjadi pada umur
85 – 90 hari.
Kandang penangkaran Tyto alba
—
Memanfaatkan jasa Tyto alba
Sepasang
Tyto alba yang sudah mampu mencari makan sendiri
itulah yang dimanfaatkan untuk menjaga wilayah persawahan, dan mulai
ditempatkan dalam rumah burung hantu (rubuha) atau pagupon.
Sselama berada di dalam rubuha,
Tyto alba muda dilatih untuk
beradaptasi dengan lingkungan dan rumahnya yang baru. Selama latihan,
burung masih diberi makanan berupa tikus kecil yang langsung disodorkan
dari tangan kita. Lakukan hal ini selama 1 minggu penuh.
Setelah beradaptasi dengan lingkungan dan rumahnya, burung muda akan
mampu mencari makan sendiri, dengan memantau kondisi persawahan di
sekitarnya. Mereka akan keluar dari rubuha malam hari, untuk menjalankan
tugas mulianya membantu para petani.
Untuk menjaga sawah, setiap 5 – 10 hektare (ha) lahan bisa dibangun
satu rubuha. Hal ini sesuai dengan radius kemampuan burung hantu dalam
menjaga wilayah teritorialnya.
Desain dan konstruksi rubuha tergantung kreasi Anda dan/atau kelompok
Anda. Yang penting burung hantu merasa aman dan nyaman selama berada di
dalamnya. Sebagaimana
merpati, burung hantu akan kembali pulang ke rumahnya, tanpa pernah kesasar.
Berikut beberapa gambar rubuha yang bisa dijadikan referensi :
Beberapa model rumah burung hantu (rubuha)
—
Nah, sudah siapkah desa Anda memanfaatkan jasa
Tyto alba ? Atau, barangkali, Anda justru ingin menjadi penangkar burung hantu, untuk memasok bibit
Tyto alba ke masyarakat petani?
Semoga bermanfaat.
sumber http://omkicau.com/2013/02/28/berlomba-lomba-menangkar-tyto-alba-bagaimana-dengan-anda/