To kaili

Wednesday, November 12, 2014

Tyto Alba sahabat Petani, mari di Jaga....

Hasil kunjungan dari Balai Proteksi Tanaman Yogyakarta
Burung hantu jenis barn owl (Tyto alba) kini makin popular di kalangan masyarakat petani, karena terbukti efektif dalam memberantas hama tikus yang sering mengganggu tanaman padi dan jagung. Kesuksesan masyarakat di Desa Tlogoweru (Demak) mulai ditiru di daerah lain. Anda yang bukan petani pun bisa meraup keuntungan dengan menjadi penangkar burung hantu, karena makin banyak komunitas petani di desa yang membutuhkannya. Berikut ini cara penangkaran burung hantu jenis Tyto alba.
Burung hantu jenis Tyto alba
Burung hantu jenis barn owl (Tyto alba)
Sejak adanya penangkaran burung hantu, dan tiap malam disebarkan ke areal persawahan, masyarakat petani di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, bisa mengalami peningkatan pendapatan hingga Rp 10,385 miliar per tahun. Padahal, modal awal penangkaran Tyto alba “hanya” Rp 87,525 juta (detail analisis usaha penangkaran burung bisa dilihat pada artikel di sini).
Banyak masyarakat pedesaan yang ingin menangkarkan burung hantu jenis Tyto alba, agar bisa mencapai kesuksesan seperti warga Desa Tlogoweu. Karena itu, Om Kicau merasa perlu untuk berbagi ilmu mengenai teknik penangkaran burung hantu jenis tersebut.
Perlu diketahui, burung hantu terdiri atas beberapa genus (marga). Selain Tyto, ada juga Otus yang banyak dijumpai di kawasan timur Indonesia, termasuk burung hantu rinjani / rinjani scops owl (Otus jolandae) di Pulau Lombok. Jadi, seluruh materi artikel ini hanya menyangkut spesies Tyto alba.
Karakter dan habitat Tyto alba
Tyto alba merupakan salah satu spesies burung hantu yang banyak tersebar di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Dalam bahasa Latin, Tyto alba berarti burung hantu putih. Adapun dalam literatur perburungan internasional, burung ini dikenal dengan nama barn owl: mengacu pada habitat aslinya berupa gudang-gudang di ladang pertanian. Masih banyak julukan lain bagi burung hantu ini, misalnya monkey-faced owl (burung hantu berwajah monyet), white owl, dan night owl (hanya mencari mangsa di malam hari).
Tyto alba biasanya ditemukan di wilayah pemukiman dan ladang perkebunan. Mereka senang tinggal di ladang-ladang, karena tikus yang menjadi santapan utamanya sering berada di sana. Selain tikus, burung hantu juga sering memangsa anak kelinci, kelelawar, katak, kadal, burung-burung kecil, serangga, bahkan ular kecil.
Burung ini bersifat nokturnal, artinya hanya aktif pada malam hari, dengan indera pendengaran dan indera penglihatan yang tajam. Tyto alba mampu mendengar dan melihat mangsanya yang berukuran kecil, seperti tikus, dalam jarak cukup jauh.
Untuk menutupi kelemahan pada kedua bola matanya yang tidak bisa berkedip, burung ini bisa memutar lehernya hingga 270 derajat. Itulah cara yang biasa dilakukannya ketika mengamati pergerakan mangsanya.
Ketika terbang memburu mangsa, Tyto alba mampu melakukan gerakan menukik dengan cepat tanpa mengeluarkan suara. Tidak heran jika mangsa dengan mudah disergapnya dalam waktu sekejap. Karena itulah, Tyto alba dianggap sangat efektif dalam membasmi hama tikus, dan hal ini sudah dibuktikan sendiri oleh masyarakat Desa Tlogoweru.
Tyto alba mampu terbang menukik-cepat tanpa mengeluarkan suara.
Tyto alba mampu terbang menukik-cepat tanpa mengeluarkan suara.
Penangkaran Tyto alba
Untuk memulai penangkaran, sebaiknya Anda memilih burung hantu hasil penangkaran. Cara ini lebih praktis, karena burung hantu menjadi lebih mudah dilatih dan lebih cepat beradaptasi dengan kandang barunya yang sering disebut rumah burung hantu (pagupon).
Pilihlah minimal sepasang burung hantu yang sudah mencapai umur dewasa kelamin, dengan umur sekitar 1 tahun atau  lebih. Untuk membedakan burung jantan dan betina bisa dilihat dari warna dan motif bulunya. Silakan perhatikan gambar di bawah ini :
MEMBEDAKAN JANTAN DAN BETINA DARI MOTIF BULU
Metode sexing pada burung hantu jenis Tyto alba. Gambar sebelah kiri betina.
Setelah mendapatkan sepasang burung hantu, maka yang dibutuhkan sekarang adalah kandang penangkaran yang luas dan cukup untuk burung terbang atau menjalankan segala aktivitasnya.
Di dalam kandang diletakan sebuah kotak besar untuk tempat bersarang. Kotak sarangnya pun bervariasi. Ada yang berbentuk kotak biasa seperti glodok, ada juga yang berukuran besar, atau berbentuk segitiga sebagaimana yang digunakan penangkar burung hantu di luar negeri.
KOTAK SARANG YANG DIGUNAKAN
Beberapa model kotak sarang burung hantu
MEMBUAT KOTAK SARANG UNTUK TYTO ALBA
Cara membuat kotak sarang untuk burung hantu
Tyto alba jantan umumnya hanya berpasangan dengan seekor betina saja (monogami), meski ada juga individu yang memiliki pasangan lebih dari satu. Pada masa perjodohan, burung hantu akan berburu bukan hanya malam hari saja, tetapi juga siang hari untuk memberikan makanan kepada pasangannya.
Saat itulah, ia akan berpatroli dengan mengeluarkan jeritan khasnya yang menandakan wilayah teritorialnya. Hal ini bukan hanya untuk mengusir saingannya, tetapi juga untuk menarik perhatian burung betina.
Burung betina menghasilkan telur sebanyak 4 – 6 butir, yang akan dierami selama 21 – 28 hari. Piyik-piyik yang menetas akan diasuh induknya selama 60 hari, sampai mereka mulai keluar dari sarangnya. Tetapi masa sapih (anakan bisa makan sendiri) umumnya terjadi pada umur 85 – 90 hari.
Kandang penangkaran Tyto alba
Kandang penangkaran Tyto alba
Memanfaatkan jasa Tyto alba
Sepasang Tyto alba yang sudah mampu mencari makan sendiri itulah yang dimanfaatkan untuk menjaga wilayah persawahan, dan mulai ditempatkan dalam rumah burung hantu (rubuha) atau pagupon.
Sselama berada di dalam rubuha, Tyto alba muda dilatih untuk beradaptasi dengan lingkungan dan rumahnya yang baru. Selama latihan, burung masih diberi makanan berupa tikus kecil yang langsung disodorkan dari tangan kita. Lakukan hal ini selama 1 minggu penuh.
Setelah beradaptasi dengan lingkungan dan rumahnya, burung muda akan mampu mencari makan sendiri, dengan memantau kondisi persawahan di sekitarnya. Mereka akan keluar dari rubuha malam hari, untuk menjalankan tugas mulianya membantu para petani.
Untuk menjaga sawah, setiap 5 – 10 hektare (ha) lahan bisa dibangun satu rubuha. Hal ini sesuai dengan radius kemampuan burung hantu dalam menjaga wilayah teritorialnya.
Desain dan konstruksi rubuha tergantung kreasi Anda dan/atau kelompok Anda. Yang penting burung hantu merasa aman dan nyaman selama berada di dalamnya. Sebagaimana merpati, burung hantu akan kembali pulang ke rumahnya, tanpa pernah kesasar.
Berikut beberapa gambar rubuha yang bisa dijadikan referensi :
RAGAM RUMAH BURUNG HANTU
Beberapa model rumah burung hantu (rubuha)
Nah, sudah siapkah desa Anda memanfaatkan jasa Tyto alba ? Atau, barangkali, Anda justru ingin menjadi penangkar burung hantu, untuk memasok bibit Tyto alba ke masyarakat petani?
Semoga bermanfaat.

sumber http://omkicau.com/2013/02/28/berlomba-lomba-menangkar-tyto-alba-bagaimana-dengan-anda/

No comments:

apa yang anda cari ?