Luas dan PenI. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Produk pertanian merupakan kebutuhan primer bagi manusia untuk bertahan hidup
karena mayoritas sumber makanan yang mereka konsumsi adalah produk pertanian.
Seiring bertambahnya penduduk di Indonesia maka kebutuhan pangan juga semakin
meningkat setiap tahunnya, namun hal tersebut berbanding terbalik dengan
produktifitas pertanian saat ini. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan pangan
tersebut maka berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan melakukan impor,
hal tersebut dilakukan karena rendahnya produktivitas pertanian. Penyebab dari
rendahnya produktivitas pertanian di Indonesia saat ini dikarena oleh berbagai
faktor, salah satunya penggunaan jarak tanam yang salah, para petani kita
cenderung menganggap bahwa semakin sempit jarak tanam maka hasil akan semakin
banyak karena akan semakin banyak populasi tanaman yang ditanam.
Adanya Program terbaru GP-PTT sebagai tindak
lanjut dari SL-PTT, yang baru saja dicanangkan pemerintah untuk memotifasi
petani alumni SL-PTT agar lebih giat dalam adopsi teknologi yang disuluhkan
pada kegiatan SL-PTT, termasuk didalamnya adalah teknik bertanam Jajar Legowo.
Jarak tanam adalah pola pengaturan jarak antar tanaman dalam bercocok tanam
yang meliputi jarak antar baris dan deret. Jarak tanam akan berpengaruh terhadap produksi pertanian
karena berkaitan dengan ketersediaan unsur hara, cahaya
matahari serta ruang atau space bagi tanaman. Sehingga teknik penanaman dengan sistem tanam jajar Legowo
dianggap mampu untuk dijadikan solusi peningkatan produksi padi,sehingga
disuluhkan untuk petani pada kegiatan SL-PTT pada tahun 2014.
Metode sekolah lapang
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
sikap keterampilan petani dalam berusaha
tani. Dengan adanya SL-PTT tersebut maka perlu dilakukan evaluasi penyuluhan
sejauh mana kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya.
B. Tujuan
1.
Tujuan
PKL
Agar
mahasiswa dapat melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan
2.
Tujuan
khusus
a.
Mampu
menetapkan
tujuan pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian;
b.
Mampu memilih Metode Evaluasi
c.
Mampu mempersiapkan intrumen evaluasi;
d.
Mampu menetapkan sampel sesuai tujuan
evaluasi;
e.
Mampu merekap dan menstabulasikan
jenis data hasil evaluasi;
f.
Mampu menganalisis data yang
dikumpulkan sesuai dengan tujuan evaluasi;
g.
Mampu menetapkan hasil evaluasi;
h.
Mampu menyusun laporan hasil evaluasi
sesuai dengan sistematika penulisan laporan ilmiah.
C. Manfaat
1.
Bagi
mahasiswa
a.
Dapat meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha
b.
Dapat melakukan kerjasama dengan
instansi pemerintahan/swasta, pelaku utama dan pelaku usaha serta stakeholder
c.
Dapat berlatih dalam bermasyarakat
dengan kondisi sosiokultur yang berbeda.
2.
Bagi
lokasi PKL
a.
Mengenal STPP sebagai penyelenggara pendidikan
program Diploma IV Penyuluhan Pertanin
b.
Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan
rutin terkait dengan penyuluhan pertanian yang dilakukan instansi, pelaku utama
dan pelaku usaha
c.
Menciptakan kerjasama yang baik dan
saling menguntungkan dibidang pembenrdayaan SDM pertanian.
3.
Bagi
STPP
a.
Menciptakan
SDM Penyuluh Pertanian yang memiliki kompetensi Penyuluh Pertanian Pelaksana
Lanjutan.
b.
Memberikan
peran serta dalam peningkatan program pemberdayaan petani dan keluarganya.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Legowo menurut
bahasa jawa berasal dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” yang berarti
panjang. Menurut beberapa informasi yang saya peroleh cara tanam ini pertama
kali diperkenalkan oleh Bapak Legowo kepala dinas pertanian kabupaten Banjar
Negara.
Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan
cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanpulasi
lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman
pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir
akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal
ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih
banyak.
Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
Jajar legowo
2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak
dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit
menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
Jajar legowo
3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar
dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir
dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
Jajar legowo
4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar
dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir
setengah dari jarak tanam yang ditengah.
Contoh
gambar sistem tanam jajar legowo 2:1 dan 4:1
Untuk menghitung peningkatan populasi dengan sitem tanam jajar legowo bisa
menggunakan rumus : 100% X 1 : ( 1 +
jumlah legowo).
contoh:
untuk legowo 2:1
peningkatan populasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 2) = 30%
untuk legowo 3:1
peningkatan populasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 3) = 25%
Untuk legowo 4:1
peningkatan popuasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 4) =
20%
Untuk legowo 5:1
peningkatan popuasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 5)
=16,6%
B.
Teknik Tanam
1.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah
bertujuan untuk merubah bentuk fisik/sifat tanah dan untuk membuang gas-gas
beracun yang ada. Untuk tanaman padi pengolahan tanah yang baik dilakukan
dengan beberapa model yang disesuaikan dengan jenis tanah,musim tanam,dan
saluran drainase atau sumber pengairannya
a.
Model 1. Untuk
Sawah irigasi MT I. Dengan
urutan kerja Dibajak 1 kali, Penggaruan
(glebeg/rotary) 1 kali, kemalir
dan perataan tanah. Lahan didiamkan 2-3 hari, Siap ditanami
b.
Model 2..
Untuk Sawah irigasi MT II Dengan urutan kerja Pembenaman
jerami, Dibajak 1 kali, Diratakan/ digaru 1 kali, Lahan didiamkan 2-3 hari, Siap ditanami,......
c.
Model 3. Untuk
Sawah irigasi/Genangan MT II
Dengan urutan kerja Pembenaman jerami, Dirotary, Lahan didiamkan 2-3 hari, Siap ditanami.
d.
Model 4. Sawah
Tadah hujan Dengan urutan kerja Tabella Dibajak atau dicangkul 1 kali, Diratakan/digaru
1 kali, Siap ditanami.
Dari keempat model pengolahan tersebut kemudian diberi perlakuan sebagai
berikut
1)
Penyemprotan herbisida Sistemik dosis 2-4 L/ha, pada awal MH, Sebarkan bahan organik dan benamkan gulma
2)
Bajak menggunakan hand tractor, atau cangkul, diglebeg 1 kali. Catatan:
Seteleh 3 musim tanam disingkal 1 kali dan diglebeg,siap tanam
3)
Setelah lahan
digenangi dan tanah lunak, jadikan melumpur
4)
Ratakan lahan
5)
Gali saluran di pinggir untuk drainase
2.
Pembuatan Baris Tanam
Persiapkan alat garis tanam dengan ukuran jarak tanam yang dikehendaki. Bahan
untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu atau bahan lain yang tersedia serta
biaya terjangkau. Lahan sawah yang telah siap ditanami, 1-2 hari sebelumnya dilakukan
pembuangan air sehingga lahan dalam keadaan macak-macak. Ratakan dan datarkan
sebaik mungkin. Selanjutnya dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan
jelas dengan cara menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya
serta dibantu dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lahan.
3.
Tanam
Umur bibit padi yang digunakan sebaiknya kurang dari 21 hari. Gunakan 1-3 bibit
per lubang tanam pada perpotongan garis yang sudah terbentuk. Cara laju tanam
sebaiknya maju agar perpotongan garis untuk lubang tanam bisa terlihat dengan
jelas. Namun apabila kebiasaan tanam mundur juga tidak menjadi masalah, yang
penting populasi tanaman yang ditanam dapat terpenuhi. Pada alur pinggir kiri
dan kanan dari setiap barisan legowo, populasi tanaman ditambah dengan cara
menyisipkan tanaman di antara 2 lubang tanam yang tersedia.
4.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Posisi orang yang melakukan pemupukan
berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. Pupuk ditabur ke kiri
dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat melalukan pemupukan 2
barisan legowo. Khusus cara pemupukan pada legowo 2 : 1 boleh dengan cara
ditabur di tengah alur dalam barisan legowonya.
5.
Penyiangan
Penyiangan bisa
dilakukan dengan tangan atau dengan menggunakan alat siang seperti
landak/gasrok. Apabila penyiangan dilakukan dengan alat siang, cukup dilakukan
ke satu arah sejajar legowo dan tidak perlu dipotong seperti penyiangan pada
cara tanam bujur sangkar. Sisa gulma yang tidak tersiang dengan alat siang di
tengah barisan legowo bisa disiang dengan tangan, bahkan sisa gulma pada
barisan pinggir legowo sebenarnya tidak perlu diambil karena dengan sendirinya
akan kalah persaingan dengan pertumbuhan tanaman padi.
6.
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Pada pengendalian
hama dan penyakit dengan menggunakan alat semprot atau handsprayer, posisi
orang berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. Penyemprotan
diarahkan ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat
melakukan penyemprotan 2 barisan legowo.
C.
Keuntungan/kelebihan sistem tamam menggunakan pola
tanam Jajar Legowo
1.
Semua barisan rumpun
berada pada bagian pinggir yang
memberi hasil lebih tinggi
2.
Tanaman yang mendapat efek
samping produksinya lebih tinggi dari
yang tidak mendapat efek samping.
3.
Dengan adanya ruang kosong mempermudah pemupukan, penyiangan dan
pengendalian H/P
4.
Ruang kosong bisa digunakan untuk pengaturan air/mina padi
5.
Produksi lebih tinggi
III.
METODA
PELAKSANAAN
A.
Waktu dan Tempat
1. Waktu
Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) III akan dilaksanakan dari tanggal 4 Mei s/d 30 Juni 2015.
2. Tempat
Praktek
Kerja Lapangan (PKL) III akan dilaksanakan Di Desa Malangrejo Kecamatan
Banyuurip Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah.
B.
Sumber data
1.
Primer
Data primer
merupakan data yang langsung diambil dari petani. Petani yang dimaksud adalah
petani peserta SL Padi dengan teknik tanam Jajar Legowo
2.
Sekunder
Data
sekunder adalah data yang telah diolah,dan didokumentasikan diinstansi
baikditingkat desa maupun kecamatan
C. Metode Analisis
Metode analisis data menggunakan metode deskriptif
terhadap petani alumni SL dengan menggunakan instrument kuisioner
D. Sampel Petani
Petani yang dievaluasi adalah petanipeserta SL Padi
teknik bertanam Jajar Legowo yang diwakili oleh 20 orang petani yang berasal
dari beberapa kelompok tani yang ada di dea Malangrejo,yang diambil secara
randomdimasing-masing kelompok alumni kegiatan
SL
DAFTAR
PUSTAKA
Deptan 2006. Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan. Departemen Pertanian.
Tim Badan Pengembangan SDM
Pertanian. 2008. Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomo: PER/02/MENPAN/2/2008 tentang
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Jakarta.
Badan Pengembangan SDM Pertanian.
Tim STPP 2015.Modul Peraktek Kerja Lapangan III . Yogyakarta: kementerian Pertanian
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
--------- 2015.Juknis
Peraktek Kerja Lapangan III . Yogyakarta: kementerian Pertanian
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
LAMPIRAN
ggunaan Lahan
……………………………………………….
|