TUGAS
PENJAMINAN MUTU PERTANIAN
TENTANG
UJI
FISIK HASIL PERTANIAN
PERTEMUAN
4
Disusun
oleh :
S U N A R D I N
NIREM :
05.1.4.12.0393
KEMENTERIAN
PERTANIAN
BADAN
PENYULUHAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
SEKOLAH
TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan-bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan
ukuran yang tidak seragam, maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan
menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian Konsumen tertentu memiliki
penerimaan tertentu mempertimbangkan karakteristik fisik. Bentuk dan ukuran
berat dan warna yang seragam menjadi pilihan konsumen. Untuk mencegah kerusakan
seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang karakteristik watak sifat
teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik
dan termis. Oleh sebab itulah kami melakukan praktikum mengenai karakteristik
fisik bahan hasil pertanian untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran produk
hasil pertanian.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana sifat fisik hasil pertanian.?
Metode untuk mengetahui sifat fisik pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
Tiap-tiap
buah dan sayur memiliki sifat fisik yang berbeda. Perbedaan tingkat kematangan
juga menyebabkan berbedanya sifat fisik dan kimia. Sifat fisik buah dan sayur
sangat penting dalam sortasi dan pengkelasan (grading). Seringkali sortasi dan
pengkelasan mutu buah dan sayur biasanya di tetapkan secara objektif dan
kuantitatif.
Sifat
fisik buah dan sayur yang sering diamati yaitu warna, aroma, rasa, bentuk,
berat, ukuran, dan kekerasan. Biasanya dalam praktek sehari-hari, sifat-sifat
fisis ini diamati secara subjektif, sedangkan berat ditentukan secara objektif
dengan menggunakan timbangan. Sedangkan uji coba kimia dapat dilakukan terhadap
pH, total asam, padatan terlarut (soluble solid) dan vitamin C.
Pada
pematangan buah-buahan dan sayuran terjadi perubahan fisik dan kimia yang
meliputi perubahan-perubahan:
1.
Turgor sel yang berperan pada pengempukan buah dengan
menurunnya protopektorin dan meningkatnya pektin.
2.
Karbohidrat, yang tingkat perubahannya dibedakan antara
buah-buahan dengan kandungan pati tinggi, buah-buahan dengan kandungan pati
rendah, sayuran dengan kandungan pati tinggi, dan sayuran dengan kandungan pati
rendah.
3.
Gula sederhana yang meliputi glukosa, fruktosa, dan
sukrosa.
4.
Protein, yang pada pematangan berkaitan dengan proses
respirasi, yang mana pencegahan sintesis protein dapat menghambat
prosesklimakterik.
5.
Pigmen, terutama pada pigmen klorofil, antosianin dan
karotenoid.
6.
Senyawa lainnya:
a.
turunan fenol, seperti tanin yang memberi rasa sepat
pada buah
b.
asam organik dan kaitannya dengan buah klimakterik dan
non klimakterik
Perubahan
turgor disebabkan karena komposisi dinding sel berubah biasanya “firmness” dari
buah berubah menjadi lunak apabila buah menjadi masak, secara kimiawi, susunan
dinding sel adalah sangat komplek. Tetapi pada umumnya dinding sel terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, zat pektin dan lignin.
Selulosa
adalah glukosa yang membentuk polimer panjang dan linear. Dipandang dari sifat
kimianya, selulosa sangat berbeda dengan pati. Secara kimia hemiselulosa sama
dengan selulosa, hanya pada selulosa polimer dari gula-gulanya sangat heterogen
(Anonim, 2002)
Beberapa
buah-buahan mengalami keempukan setelah panen, sesungguhnya mengapa hal
tersebut harus mengalami hal seperti itu. Salah satunya adalah pada penyimpanan
selama empat bulan dapat menyebabkan buah apel menjadi empuk, sedangkan
perubahan selulosa tidak terlalu besar, tetapi hemisalulosa dan protopektin
berubahnya besar sekali. Peranan kedua ini sangat penting dalam pengempukkan
buah. Kesimpulannya adalah pektin yang tidak larut (protopektin) menurun
jumlahnya, dan pektin yang “hilang” tersebut nampaknya dirubah menjadi pektin
yang dapat larut,terbukti dengan meningkatnya pektin (winarno, 2002)
Penyebab
dari menurunnya nilai gizi pada buah ini bisa disebabkan karena berbagai hal.
Salah satu penyebabnya adalah para petani sekarang ini lebih suka memilih bibit
tanaman yang dapat memberikan hasil yang banyak, dibanding hasil yang sedikit
tetapi dengan mutu yang lebih baik.(Anonim, 2002)
Faktor
Mempengaruhi Pematangan Buah
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pematangan Buah-buahan dan Sayuran Respirasi atau pernafasan
adalah suatu proses pertukaran gas yang melibatkan proses metabolisme
perombakan senyawa makromolekul (karbohidrat, protein, lemak) menjadi CO2, air
dan sejumlah energi. Dikenal adanya proses klimakterik yang berkaitan dengan
pematangan buah, sehingga dibedakan buah-buahan klimakterik dan buah-buahan
nonklimakterik. Beberapa faktor yang mempengaruhi respirasi dikelompokkan ke
dalam faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Yang mempengaruhi
pematangan buah-buahan dan sayuran adalah kelayuan. Kelayuan merupakan proses
normal pada tumbuhan yang terjadi karena mobilisasi zat-zat makanan untuk
pertumbuhan biji atau buah. Beberapa hormon pada tumbuhan dapat menghambat atau
mempercepat proses kelayuan. Di samping respirasi dan kelayuan, etilen
merupakan hormon tumbuhan, yang dipengaruhi oleh hormon lainnya dan cahaya.
Selain pada pematangan, etilen juga berpengaruh pada percabangan, kelayuan
daun, perakaran, perbungaan, dan pertunasan. Aktivitas etilen dipengaruhi oleh
suhu, hormon auksin, metalo-enzim, O2 dan CO2. (Anonim, 2005)
Untuk
mengetahui sifat fisik buah dan sayur cukup hanya dengan mengamati ukuran,
bentuk, tekstur, struktur, warna dan penampakan, sedangkan untuk mengetahui
sifat kimia adalah dengan cara menguji bahan tersebut dengan bahan kimia sesuai
dengan kandungan buah tersebut seperti iod 0,01 N, NaOH 0,1, dan kanji 1%,
lugol, pektin dll maka akan mengalami perubahan warna yang nanti akan diketahui
kandungan bahan tersebut dengan lar IOD 0,01 N berubah warna menjadi biru
keungu-unguan, hal ini menandakan bahwa didalam buah tersebut terdapat
kandungan vit C., alat-alat yang digunakan bisa berupa Refraktometer untuk
mengetahui padatan terlarut, pH meter untuk menghitung kandungan pH.
Penggunanan
refraktometer yaitu dengan mengambil setetes sampel yang diletakan diatas kaca
pengamatan bila diamati ada dua bagian lensa yang pertama agak lebih terang dan
yang diatas agak disesuaikan dangan bonggol pengatur hingga nilai yang keluar
pas ditengah-tengah tanda X yang membagi dua bagian dengan demikian pada bahan
yang diamati yaitu buah mangga maka didapati padatan terlarutnya yaitu 5 brix
yaitu satuan untuk mengukur padatan terlarut.
Penggunaan
NaOH didalam titrasi filtrat yang asam dipakai karena NaOH(titrasi) haruslah
yang bersifat basa. Sedangkan penggunaan indikator phenolphthalein adalah untuk
menyesuaikan/ bergantung pada kuat relatif asam dan basa yang dilakukan dalam
titrasi.
Perbandingan
yang didapat dengan diambil dalam bentuk kesimpulan adalah semakin matang buah
mangga yang damati maka semakin besar kandungan vitamin C nya hal ini
dibuktikan antara kelompok lima dengan kelompok dua yang sama-sama mengambil
sampel buah mangga yang hanya beda tingkat kematangannya maka kandungan vitamin
C kelompok dua yang mengambil sampel mangga yang lebih matang, lebih tinggi
yaitu 27,28 sedangkan kelompok lima 2,045, sedangkan nilai pH adalah
kebalikannya yaitu kelompok lima lebih rendah pH nya yang berarti lebih asam
yaitu bernilai 2,82 untuk kelompok lima dan 3,37 untuk kelompok dua, ini terbukti
bahwa mangga yang lebih matang akan berkurang keasamannya artinya lebih manis
karena kandungan pati dan glukosanya meningkat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pematangan
buah-buahan dan sayuran terjadi perubahan fisik dan kimia yang meliputi
perubahan-perubahan:
1.
Karbohidrat, yang tingkat perubahannya dibedakan antara
buah-buahan dengan kandungan pati tinggi, buah-buahan dengan kandungan pati
rendah, sayuran dengan kandungan pati tinggi, dan sayuran dengan kandungan pati
rendah.
2.
Gula sederhana yang meliputi glukosa, fruktosa, dan
sukrosa.
3.
Turgor sel yang berperan pada pengempukan buah dengan
menurunnya protopektorin dan meningkatnya pektin.
B. Saran
Untuk
kelancaran praktikum hendaknya para praktikan selalu membawa perlengkapan yang
selalu digunakan dalam praktikum, alat-alat yang sedang digunakan harus dijaga
dengan hati-hati karena sebahagian alat praktikum itu mudah rusak dan pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pematangan Buah-buahan
danSayuran.http://mhmdfsl.blogspot.com/2005_09_01_archive.html/,http://19bee.blogspot.com/,\h
Winarno.2002.
Fisiologi Lepas Panen Produk Holtikultura.M- Brio Press: bogor.
No comments:
Post a Comment