NGAWI - Presiden
Joko Widodo (Jokowi) menargetkan swasembada pangan pada dua hingga tiga
tahun ke depan. Karena itu, berbagai langkah harus dilakukan di
antaranya membangun infrastruktur pendukung pertanian.
”Kita
tidak mau lagi impor beras, gula, kedelai dan sebagainya. Tidak akan
lagi. Makanya, produksi harus dinaikkan. Dan dalam waktu dua sampai tiga
tahun ke depan kita harus swasembada pangan,” kata Jokowi di depan
ribuan petani dalam kunjungan kerjanya di lapangan Desa Keras Wetan,
Kecamatan Geneng, Ngawi, Sabtu (31/1) kemarin.
Ada sejumlah hal
yang harus dioptimalkan untuk meningkatkan hasil pertanian, di antaranya
pembangunan waduk, perbaikan dam, jaringan irigasi, pemberian peralatan
pertanian, pupuk hingga benih unggul. Salah satu yang disorotinya
adalah soal irigasi yang sebagian besar dalam kondisi rusak.
”Data
dari Kementerian Pertanian menyebutkan, sebanyak 55% jaringan irigasi
rusak. Jika jaringan irigasinya rusak, bagaimana bisa meningkatkan hasil
pertanian? Maka itu, pemerintah berusaha dengan sungguhsungguh untuk
melakukan perbaikan irigasi hingga langkah lain,” kata Jokowi.
Dia
juga menyoal distribusi pupuk dan benih yang selalu bermasalah saat
dibutuhkan petani. Hal itu terjadi karena selama ini pengadaannya
melalui lelang. Karena itu, model lelang telah diganti dengan penunjukan
langsung. Namun ia menegaskan akan benar-benar mengawasi distribusinya.
”Dulu harus ada lelang makanya lama. Sekarang sudah tidak ada
lagi (lelang). Tapi untuk distributor jangan main-main dengan pupuk dan
benih untuk saat ini. Saya serius awasi melototi, kalau ada yang
main-main bisa dilaporkan ke polisi itu,” ujar Jokowi disambut tepuk
tangan riuh ribuan petani. Untuk mewujudkan swasembada pangan,
pemerintah juga memberikan bantuan alat pertanian seperti traktor, pompa
air, pupuk, benih dan perbaikan irigasi.
Kemarin, sebanyak 852
traktor tangan dan 377 pompa diserahkan kepada petanise-JawaTimur.
Selainitu, tahun ini pemerintah berencana memperbaiki irigasi seluas 1,5
juta hektare, memberikan bantuan benih jagung seluas 98.000 hektare
(ha) dan kedelai 70.000 ha. ”Untuk swasembada, Gubernur Jatim menyatakan
siap menyumbang 2 juta ton produksi pangan,” ujarnya.
Jokowi
juga meminta semua pihak, mulai dari kementerian sampai petani harus
bisa bekerja sama mewujudkan (swasembada pangan) harus dicapai dalam
waktu 2-3 tahun. ”Melalui pemberian bantuan itu, produktivitas harus
naik, jangan sampai turun. Mari diawasi dan dilaksanakan bersama.
Bagaimana, sanggup?” kata Jokowi yang langsung disambut dengan jawaban
sanggup oleh para petani.
Dengan adanya peningkatan
produktivitas pangan, Indonesia diharapkan menjadi tempat produksi
pangan dan negara lain harus bergantung pada Indonesia. Sementara itu,
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membantah adanya anggapan
kelangkaan pupuk bersubsidi di sejumlah daerah akhir-akhir ini yang
ditengarai akibat pengurangan yang dilakukan pemerintah pusat.
Pemerintah
justru tetap mempertahankan kuota pupuk bersubsidi guna memenuhi
kebutuhan pertanian dan peningkatan produksi pertanian. ”Itu tidak
benar. Pemerintah pusat tidak pernah mengurangi pupuk bersubsidi untuk
pertanian di tahun ini. Jika ada pihak tertentu beranggapan subsidi
dikurangi, sekali lagi tidak benar,” ujarnya serius.
Kebutuhan
pupuk untuk tiap provinsi telah dicukupi dan diatur pimpinan daerah
setempat dari gubernur hingga bupati/ wali kota. Daerah setempatlah yang
paling tahu menyangkut segala hal kebutuhan pupuk. ”Untuk tahun ini
saja pemerintah memberikan pupuk bersubsidi sebanyak 9,5 juta ton,”
ungkap Amran Sulaiman.
Anggapan kelangkaan pupuk bersubsidi
terjadi ditengarai adanya ketidaklancaran distribusi. Stok di pabrik
mencukupi hingga beberapa bulan ke depan. Guna memantau distribusi pupuk
itu, Kementrian Pertanian menerjunkan satu orang petugas dan pabrik
pupuk melakukan hal sama.
”Hal itu dilakukan untuk mengetahui
hambatan distribusi,” tandas Amran Sulaiman. Pada kunjungan kemarin,
Jokowi sempat meninjau proses revitalisasi Dam Budengan di Desa Legundi,
Karangjati, Kabupaten Ngawi. Proses revitalisasi dam yang sudah tidak
berfungsi itu dilakukan secara gotong-royong oleh warga dan TNI
setempat. Keberadaan Dam Budengan diperlukan warga sekitar, utamanya
petani.
Dalam proses revitalisasi tersebut, warga dan TNI
melakukan pengerukan dam sedalam 2 meter, panjang 157 meter, dan lebar
10 meter. Selain itu, pembangunan talut sepanjang 157 meter dan tinggi 7
meter. Total pengerukan lumpur dan tanah yang dilakukan sejak dua pekan
lalu tersebut mencapai sekitar 7.000 meter kubik.
Dam Budengan
dibangun untuk mengairi areal pertanian di 15 desa di sekitarnya. Bupati
Ngawi Budi Sulistyono menyatakan, pihaknya menyambut baik bantuan alat
pertanian dan perbaikan irigasi di wilayah setempat. Selama ini pihaknya
memang kesulitan dengan anggaran untuk perbaikan sejumlah infrastruktur
irigasi di daerah itu. ”Perbaikan sebanyak 16 dam dan waduk tersebut
oleh pemerintah pusat akan bisa menambah pengairan untuk 13.000 hektare
lahan pertanian di Kabupaten Ngawi,” ungkapnya.
Jokowi Amplopi Petani
Di
tengah dialog antara Jokowi dan ribuan petani kemarin, sempat terlihat
pemandangan yang tidak biasa. Katiyem, 70, seorang nenek warga setempat
yang terjepit kerumunan warga, langsung dipersilakan oleh Presiden Joko
Widodo untuk duduk di sampingnya, sebuah kursi kayu yang disediakan
untuk Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana.
Jokowi yang sedang
melakukan dialog tampak beberapa kali menanggapi pembicaraan Katiyem.
Entah apa yang diutarakan ibu tua tersebut, tapi raut wajahnya tampak
berbinar. Mungkin dia merasa beruntung karena tidak hanya bisa melihat
dari dekat, dia bahkan bisa duduk di sebelah seorang Presiden RI dan
langsung bercakap-cakap.
Sambil mendengarkan warga yang
mengungkapkan berbagai persoalan, tampak Presiden Jokowi dan Ibu Negara
Iriana saling bertatap mata seolah memberi isyarat. Tak lama, sebuah
amplop yang dilipat menjadi hanya seenggan, yang bisa jadi berisi
sejumlah uang, segera berpindah tangan dari Presiden Jokowi ke tangan
Katiyem. Katiyem baru beranjak dari sebelah Presiden Jokowi setelah
acara selesai dan sang Presiden melanjutkan perjalanan.
Selain
di lapangan Desa Keras Wetan, Presiden Joko Widodo juga meninjau
pengerukan dan perbaikan bendung Budengan di Desa Legundi, Kecamatan
Karangajati, Ngawi.
Dili eyato/ant
sumber :http://www.koran-sindo.com/read/958472/151/swasembada-pangan-ditarget-2-tahun-1422763880
No comments:
Post a Comment