To kaili

Monday, January 26, 2015

Kawis



1.      Buah kawista  limonia acidissima
Buah yang dikalangan masyarakat Jawa di kenal dengan sebutan buah Kawis. Buah kawis memiliki dua jenis yaitu kawista kerikil dan kawista batu.

Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Limonia
L.
Spesies:
L. acidissima

a.       Syarat Tumbuh
Kawista, seperti juga maja dan jenis-jenis dari Feronella Swingle, mampu hidup pada iklim tropik muson atau yang sewaktu-waktu kering. Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 450 m dpl., di Himalaya bagian barat, yaitu di tempat asalnya. Di Malaysia dan Indonesia, pohon kawista terutama dibudidayakan di daerah-daerah pantai. toleran terhadap kekeringan dan dapat beradaptasi dengan

Kecipir

2.      Sayur kecipir Psophocarpus tetragonolobus
Sayuran kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) memiliki penampilan khas. Buahnya berpolong dengan 4 siku yang bersayap atau bergelombang.

Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Genus:
Spesies:
P. tetragonolobus

Dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi (sampai ketinggian 1.600 m dpl). Jenis tanah tak menjadi masalah. Kecipir bisa hidup di tanah dengan bahan organik

Saturday, January 24, 2015

Panen dan Pasca Panen Buah Kawis / Kawista dan Kecipir



1.      Buah kawista  limonia acidissima
Buah yang dikalangan masyarakat Jawa di kenal dengan sebutan buah Kawis. Buah kawis memiliki dua jenis yaitu kawista kerikil dan kawista batu.

Kerajaan:
Divisi:
Kelas:


Ordo:
Famili:
Genus:
Limonia
L.
Spesies:
L. acidissima


a.       Syarat Tumbuh
Kawista, seperti juga maja dan jenis-jenis dari Feronella Swingle, mampu hidup pada iklim tropik muson atau yang sewaktu-waktu kering. Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 450 m dpl., di Himalaya bagian barat, yaitu di tempat asalnya. Di Malaysia dan Indonesia, pohon kawista terutama dibudidayakan di daerah-daerah pantai. toleran terhadap kekeringan dan dapat beradaptasi dengan baik pada tanah yang ringan.

Wednesday, January 21, 2015

Sistem Pertanian di Indonesia

Macam-macam Sistem Pertanian

  1. Sistem pertanian sawah
Sawah merupakan sebidang tanah dengan batas kepemilikan berupa pematang lurus membujur. Masing-masing petak dibagi dengan pematang juga. Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan,

Praktikum Bahan Industri buah dan sayur

BAB I
PENDAHULUAN
      1.1  Latar Belakang
Nilai gizi bahan pangan tidak hanya ditentukan dari segi kuantitas (jumlah), namun juga dientukan oleh kualitas gizi yang dikandungnya. Zat gizi merupakan nutrien-nutrien yang terkandung dalam bahan pangan. Nutrien yang membentuk bahan pangan dapat berupa protein, karbohidrat, lemak, mineral maupun vitamin.
Protein sebagai salah satu nutrien bahan pangan dapat berfungsi sebagai pengganti komponen tubuh

Laporan Praktikum bentuk fisik buah ALat dan Mesin Pertanian

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk.
Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran.oleh karena itu dibuatlah suatu standar yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda geometri tertentu.
Ilmu untuk mengklasifikasikan bahan hasil pertanian sangat penting bagi calon / sarjana teknik pertanian, karena itu sangat berperan aktif dalam peningkatan mutu dan kualitas bahan hasil pertanian yang akan di olah pada proses berikutnya.
Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi bentuk dan ukuran berat atau volume.

Pelantikan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman

Jakarta - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, melantik Direktur Jenderal Tanaman Pangan sore hari ini, Rabu (07/01) di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian.
Pelantikan tersebut dilaksanakan berdasar kepada Surat Keputusan Presiden Nomor 216/M/tahun 2014 tanggal 29 Desember 2014, yang menetapkan Dr. Ir. Hasil Sembiring sebagai Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk menggantikan Ir. Udhara Kasih Anggoro.
Pada kesempatan tersebut Mentan memberikan sambutan bahwasanya sub-sektor tanaman pangan merupakan sub-sektor penting dan strategis.
“Sukses swasembada pangan padi, jagung dan kedelai salah satunya ditentukan oleh kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,” demikian ungkap Mentan.
Mentan menjelaskan bahwa, pemerintah telah berkomitmen untuk mewujudkan Kedaulatan Pangan serta Swasembada Pangan. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Presiden yang telah menetapkan agar swasembada padi, jagung dan kedelai yang akan tercapai dalam waktu tiga tahun.

Perluasan Areal Tanam Kedelai

Upaya peningkatan produksi kedelai di Indonesia saat ini ditempuh melalui dua langkah, yakni peningkatan produktivitas dan pengembangan areal tanam.
Sasaran luas areal tahun 2014 sebanyak 1.073.511 ha, luas panen 1.019.835 ha, dengan produktivitas 1.47 t/ha dan produksi yang dibidik 1.500.000 ha. Upaya untuk memenuhi target dengan peningkatan produktivitas melalui SLPTT dan peningkatan produksi swadaya berbantuan saprodi seluas 490.000 ha dan Perluasan Areal Tanaman (PAT) kedelai seluas 340.000 ha, yang tersebar di 15 provinsi dan 115 kabupaten.
Berbagai kebijakan dan fasilitas untuk pengembangan kedelai telah dipersiapkan antara lain Peraturan Menteri Pertanian tentang produksi benih kedelai dari klas benih Pokok menjadi Benih Pokok 1, dari Benih Sebar diperbanyak menjadi Benih Sebar 1; Kebijakan harga menjadi Rp

CARA PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN AMAN




Lembar A
PETUNJUK PELATIH
JUDUL             : CARA PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN AMAN
T.I.K.                  : SETELAH SELESAI BERLATIH PESERTA DAPAT  MELAKUKAN    PENYEMPROTAN DENGAN BAIK DAN BENAR DALAM WAKTU 2 JAM
ALAT DAN BAHAN  :
ALAT                          :  MASKER,KAOS TANGAN, SEPATU BOAT ,BAJU LENGAN PANJANG
BAHAN                       :  EMBER,HANDSPRAYER,PESTISIDA ,DAN AIR

INFORMASI POKOK  :  1. Gejalah awal terkena dampak pestisida
                          2. Pertolongan pertama terkena dampak pestisida
INFORMASI PENUNJANG : 1. PENYIMPANAN PESTISIDA DENGAN BAIK
    2. APLIKASINYA PADA TANAMAN.

METODA                    : CERAMAH, PRAKTEK DAN DISKUSI
WAKTU                                  :  2  ½  jam
NO
KEGIATAN MELATIH
WAKTU
1.
PERKENALAN
10  menit
2.
MENGGALI PENGALAMAN PESERTA
15  menit
3
MENYAMPAIKAN T.I.K
15  menit
4
MENJELASKAN ELEMEN KERJA
20  menit
5
PRAKTEK EK
60 menit
6
DISKUSI
30 menit










                                                                                                                              lembar B
CARA PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN AMAN
T.I.K     :  Setelah penyuluhan, Petani mampu mengetahui dan melakukan prosedur keamanan dalam menggunakan pestisida
Alat dan Bahan          :
§  Alat 

1.      Masker
2.      kaos tangan
3.      sepatu boat
4.      kaos lengan panjang
5.      Celana panjang

§  Bahan

1.      Handsprayer
2.      Pestisida
3.      Ember
4.      Air

§  Informasi Pokok   Gejalah awal terkena dampak pestisida
§  Pertolongan pertama terkena dampak pestisida
Informasi Penunjang:
§  Penyimpanan pestisida yang baik
§  Aplikasinya pada tanaman
Metode                        : Ceramah / Praktek
Waktu                            : 2  ½  Jam
No
Urutan Keja
Keterangan
1
Tentukan waktu dan Lokasi  (kebun praktek) !
Padi sawah sesuai dengan proposal
2
Pakai alat yang tersedia !
Masker, kaos tangan, kaos lengan panjang,celana panjang  dan sepatu boat
3
Siapkan bahan !
Campurkan langsung  pestisida dengan air sesuai dengan takaran/kebutuhan ,dengan menggunakan ember, kedalam handsprayer
4
Tentukan lajur penyemprotan dan arah penyemprotan !
Sesuai dengan arah angin, jangan sampai berlawanan dengan arah angin
5
Lakukan penyemprotan !
Saat menyemprot hindari berkomunikasi / berbicara
6
Selesai menyemprot, lakukan pembersihan terhadap alat dan bahan !
Masker,kaos tangan ,kaos lengan panjang, celana panjang,sepatu boat,  dijemur setelah penggunaan /dibersihkan
7
Simpan dengan baik  handsprayer dan sisa pestisida, pada tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak !
Handsprayer dibersihkan dari sisa pestisida,dan bila masih ada sisa dari pestisida,maka harus ditutup rapat, baru kemudian disimpan


                                                                                                                              LEMBAR : C
INFORMASI POKOK
JUDUL :  CARA PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN AMAN
1.      PENGERTIAN  PESTISIDA
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu.[1] Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, sepertiserangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu
2.       MANFAAT  PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN BAIK
  Secara tidak langsung  pestisida banyak memberi manfaat dan keuntungan bagi petani, dan bila dilakukan /diaplikasikan dengan baik maka dampak buruknya terhadap manusia dan lingkungan  dapat di tekan misalnya :
(1). Pestisida berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia,
(2). Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan
(3). Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu
       tanaman
3.      GEJALAH AWAL TERKENA DAMPAK PESTISIDA
Keracunan akut terjadi bila efek-efek keracunan pestisida dirasakan langsung pada saat itu.
Keracunan kronis terjadi bila efek-efek keracunan pada kesehatan membutuhkan waktu untuk muncul atau berkembang. Efek-efek jangka panjang ini dapat muncul setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah terkena pestisida.
     Efek local dari keracunan akut pestisida
Efek akut local terjadi bila efeknya hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena kontak langsung dengan pestisida. Efek akut local biasanya berupa iritasi, seperti rasa kering, kemerahan dan gatal-gatal di mata, hidung, tenggorokkan dan kulit, mata berair dan batuk. Atau berupa masalah-masalah kulit, seperti kemerahan, gatal-gatal, kudis, melepuh dan kulit kehilangan warna. Gejala yang umum dari keracunan pestisida adalah bila kuku-kuku jari berubah warna menjadi hitam atau biru. Pada kasus-kasus yang lebih serius kuku-kukujari akan lepas.
Beberapa efek kesehatan akut adalah:

  1. Sakit kepala
  2. Pusing
  3. Mual
  4. Sakit dada
  5. Muntah-muntah
  6. Kudis
  7. Sakit otot
  8. Keringat berlebihan
  9. Kram
  10. Diare, Sulit bernafas,  
  11. Pandangan kabur dan berujung
  12. Kematian



4.      PERTOLONGAN PERTAMA TERKENA DAMPAK PESTISIDA
Pada saat kita mengetahui seseorang mengalami keracunan pestisida, kita dapat memberikan pertolongan pertama pada penderita, sebelum dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Lakukan langkah-langkah berikut :
1.      Saat memberikan pertolongan, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah kita tidak boleh terlihat panik. Harus setenang mungkin agar dapat berpikir untuk melakukan tindakan yang paling tepat dan cepat.
2.      Amati secara cermat, jika kulit korban terkena pestisida, buka pakaian dan segeralah cuci sampai bersih dengan air dan sabun.
3.      Jika mata korban terkena pestisida, cuci dengan air yang banyak selama 15 menit, utamakan pencucian menggunakan air pancuran agar pestisida lebih cepat terbawa air.
4.      Jika pestisida tertelan dan korban masih sadar, buatlah korban muntah dengan memberikan larutan air hangat yang telah dicampur dengan garam dapur sebanyak 1 sendok makan penuh. Jika pestisida tertelan, perlu diperhatikan bahwa jangan sekali-kali memberikan pernapasan buatan dari mulut ke mulut.
5.      Jika pestisida tertelan dan korban tidak sadar, jangan dirangsang muntah, sangat berbahaya. Jika pestisida tertelan, jangan berikan pernapasan buatan dari mulut ke mulut.
6.      Jika pestisida tertelan, dan fungisida dari senyawa tembaga, penderita jangan dirangsang muntah, rangsanglah untuk buang air besar atau bilas lambung.
7.      Jika berhenti bernapas, segera bikin pernapasan buatan. Pastikan mulut bersih dari air liur, lendir, atau makanan yang menyumbat pernapasan.
8.      Jangan memberikan susu atau makanan berminyak pada korbankeracunan organoklorin, karena pemberian susu atau makanan berminyak justru akan menambah penyerapan organoklorin oleh organ pencernaan.
9.      Jika korban tidak sadar, usahakan jalan pernapasan tidak terganggu. Bersihkan mulut dari air liur, lendir, atau makanan. Jika korban memakai gigi palsu, lepaskan gigi palsu. Kemudian letakkan korban pada posisi tengkurap, dengan kepala menghadap ke samping dan bertumpu pada kedua tangannya yang ditekuk.
10.  Jika penderita mengalami kejang, maka usahakan tidak ada yang membuat korban cidera. Taruh bantal di bawah kepala korban, lalu longgarkan pakaian di sekitar leher. Ganjal mulut agar korban tidak menggigit bibir dan lidahnya.
11.  Setelah itu bawalah segera penderita ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Tunjukkan kemasan pestisida yang telah meracuninya kepada para medis agar dapat ditentukan dengan cepat penanganan yang paling tepat


                                                                                                                               LEMBAR :D
INFORMASI PENUNJANG
JUDUL : PENGGUNAAN PESISIDA DENGAN BAIK
1.      PENYIMPANAN PESTISIDA
Dalam penyimpanan  sisa pestisida  yang perlu dilakukan adalah
·         cuci alat yang telah selesai digunakan
·         simpan ditempat khusus/gudang atau jauh dari jangkauan anak-anak

2.      APLIKASINYA PADA TANAMAN
           Lakukan penyemprotan tanaman sesuai dengan petunjuuk di lembar B
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

                                                                                                                               LEMBAR :E
EVALUASI PERFORMANSI
JUDUL : PENGGUNAAN PESISIDA DENGAN BAIK

NO
KEGIATAN
ASPEK
INDIKATOR
NILAI
PENILAI




A
B
C



1
Penggunaan alat,
Ketelitian dan  kebersihan
Pastikan semua alat terpakai,dengan benar







2
Penggunaan bahan
Ketelitian
Dapat mencampur pestisida sesuai rekomendasi merek pestisida tersebut






3
Pelaksanaan
Kehati-hatian/ketelitian
Dapat menentukan arah /alur penyemprotan serta mampu mencampur pestisida dengan baik






4
Penyimpanan
keamanan
Dapat memahami bahaya dari pestisida







 
 LEMBAR F
EVALUASI AKHIR
JUDUL : CARA PENGGUNAAN PESTISIDA  DENGAN BAIK
Jelaskan cara penggunaan pestisida dengan baik?
Apakah manfaat penggunaan pestisida  bila dilakukan  dengan baik ?
Apakah fungsi dari penggunaan masker?



apa yang anda cari ?