To kaili

Monday, January 26, 2015

Kawis



1.      Buah kawista  limonia acidissima
Buah yang dikalangan masyarakat Jawa di kenal dengan sebutan buah Kawis. Buah kawis memiliki dua jenis yaitu kawista kerikil dan kawista batu.

Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Limonia
L.
Spesies:
L. acidissima

a.       Syarat Tumbuh
Kawista, seperti juga maja dan jenis-jenis dari Feronella Swingle, mampu hidup pada iklim tropik muson atau yang sewaktu-waktu kering. Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 450 m dpl., di Himalaya bagian barat, yaitu di tempat asalnya. Di Malaysia dan Indonesia, pohon kawista terutama dibudidayakan di daerah-daerah pantai. toleran terhadap kekeringan dan dapat beradaptasi dengan
baik pada tanah yang ringan.
b.      Pedoman Budidaya
Kawista dapat diperbanyak dengan benih, setek akar dan penyambungan. Benih kawista berkecambah 2--3 minggu dalam pembibitan; untuk benih yang telah disimpan beberapa minggu, perkecambahan dapat mencapai 80%. Mata tunas dari ranting tua dapat ditempelkan pada semai, menghasilkan pohon kerdil yang dapat berbuah genjah.
c.       Pemeliharaan
Sanitasi kebun
            Pemupukan
            Pemangkasan Bentuk
d.      Hama dan Penyakit
            Ulat daun
Secara umum fisiologi buah kawis atau kawista dapat dideskripsikan sebagai berikut
1.         Kawista berperawakan pohon kecil dan meluruhkan daun-daunnya, tingginya mencapai 12 m,
2.         bercabang banyak dan ramping-ramping, berduri tajam dan lurus, panjangnya sampai 4 cm.
3.          Daunnya majemuk berukuran panjang sampai 12 cm, bersirip ganjil dengan rakis dan tangkainya yang bersayap sempit; anak daunnya berhadapan, 2-3 pasang, anak daun ujung berbentuk bundar telur sungsang, panjangnya sampai 4 cm,
4.         memiliki kelenjar minyak, dan jika daun diremas mengeluarkan sedikit aroma. Bunga jantan dan bunga sempurnanya berbilangan lima, berwarna putih, hijau atau lembayung-kemerahan,
5.          biasanya bergerombol dalam perbungaan yang kendur, terletak di ujung ranting atau di ketiak daun.
6.          Buahnya bertipe buah buni, berkulit keras, berdiameter sampai 10 cm; permukaan kulitnya bersisik, terlepas-lepas, berwarna keputih-putihan;
7.         daging buahnya yang harum itu berisi banyak biji yang berlendir. Bijinya berukuran panjang 5-6 mm, berbulu, berkeping biji tebal dan berwarna hijau;
8.          perkecambahannya epigeal. Batang anakannya ramping, sedikit berbiku-biku (zigzag); 1-4 lembar daun pertama berbentuk daun tunggal.
9.         Pohon kawista memperlihatkan pola perkembangan yang sederhana, yaitu berdaun, berbunga, dan berbuah dalam tahun yang sama.
10.      Dl Asia Tenggara, daun kawista gugur pada bulan Januari, pembungaan diawali pada bulan Februari atau Maret, dan berbuah matang pada bulan Oktober atau November.
11.      Pohonnya tumbuh lambat dan tidak akan menghasilkan buah sampai berumur 15 tahun atau lebih.
12.     Kandungan Daging bauh kawista kira-kira sepertiga dari keseluruhan buah.
13.      Kandungan pektin buah segarnya adalah 3-5%. Setiap 100 g bagian daging buah yang dapat dimakan mmgandung: 74 g air, 8 g protein, 1,5 g lemak, 7,5 g karbohidrat, dan 5 g abu. Dalam 100 g bagian biji yang -dapat dimakan terkandung: 4 g air, 26 g protein, 27 g lemak, 3 5 g karbohidrat, dan 5 g abu. Daging buah yang kering mengandung 15% asam sitrat dan sejumlah kecil asam-asam kalium, kalsium, dan besi.
14.     Kayu kawista berwarna putih kekuningan, keras, agak berat, dan berserat kasar, tetapi urat kayunya rapat dan dapat dipolis sampai berkilap.
15.     Pohon kawista yang dipanen untuk pertama kalinya hanya akan menghasilkan 20-25 buah/pohon. Dalam perkembangannya, jumlah buah akan bertambah 35 kali lipat.
16.     Sementara pohon kawista itu sendiri, akan terus berbuah sampai berumur 15-20 tahun.
17.     Buah kawista yang memiliki bentuk bulat dengan kulit buah burik, daging buah berwarna cokelat kehitaman, dan rasa yang asam-asam manis.
18.     Buah  matang akan jatuh dari pohonnya dengan sendirinya,
19.     Buahnya lebih banyak dijumpai dalam bentuk olahan seperti sirup,dodol, atau minuman ringan.








2.      Sayur kecipir Psophocarpus tetragonolobus
Sayuran kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) memiliki penampilan khas. Buahnya berpolong dengan 4 siku yang bersayap atau bergelombang.

Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Genus:
Spesies:
P. tetragonolobus






Dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi (sampai ketinggian 1.600 m dpl). Jenis tanah tak menjadi masalah. Kecipir bisa hidup di tanah dengan bahan organik rendah, lempung, berpasir, maupun tanah kering
Secara umum fisiologi tanaman sayuran kecipir dapat dideskripsikan sebagai berikut
1.      Tumbuhannya merambat, memanjat atau membelit, membentuk semak yang menahun.
2.      Batangnya silindris, beruas-ruas, jarang mengayu, hingga 4 m panjangnya.
3.      Berakar banyak, dengan akar samping yang panjang, menjalar datar dekat permukaan tanah, sebagian di antaranya menebal, membentuk umbi
4.      Daun-daun majemuk dengan tiga anak daun, duduk daun berselang-seling; daun penumpu bentuk bundar telur-lanset, panjang lk. 1 cm, tidak rontok; tangkai daun 3–12 cm, rakis 1,5–5,5 cm.
5.      Anak-anak daun berbentuk bundar telur hingga segitiga, 4–15 cm × 3.5–12 cm, membundar atau terpangkas di pangkalnya, meruncing di ujungnya; pertulangan menyirip, warna hijau.
6.       Bunga tipe kupu-kupu, dalam karangan berisi 2–10 kuntum yang tumbuh dari ketiak daun, tangkai karangan bunga 5–15 cm, rakisnya 1–10 cm, agak berbulu. Bunga berkelamin dua, bertangkai hingga 5 mm; kelopaknya dengan tabung sepanjang 4–6 mm, bertaju tidak seragam, hingga 2 mm, hijau hingga merah-ungu gelap; mahkota biru, biru pucat, krem, atau kemerahan, dengan bendera hampir bundar atau lonjong-lebar, hingga 4 cm × 3.5 cm, sayap-sayap dan tunasnya sedikit lebih pendek;
7.      benang sari 10, dalam dua tukal (9 + 1); bakal buah menumpang. Buah polong bentuk garis atau lonjong memanjang, berbentuk segiempat dengan sudut bersayap yang beringgit, 6–40 cm × 2–3,5 cm, berwarna hijau sewaktu muda dan menjadi hitam dan kering bila tua, berbiji 5–21 butir. Karena bentuknya yang bersayap mirip atau bahkan menyerupai sedikit dengan belimbing,
8.       di Sumatera tumbuhan ini dikenal dengan nama kacang bělingbing Bijinya bulat dengan diameter 5-10 mm, berwarna kuning, cokelat hingga hitam, kadang-kadang putih, kadang-kadang berbintik
3.      Untuk Mengetahui  Tahapan Panen Dan Pasca Panen Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut:
No
Tahapan Perlakuan
Panen
Buah Kawis
Sayur Kecipir
A.     Panen


1
Umur Panen
6 - 8 Bulan setelah bunga
2 minggu setelah bunga
2
Tanda  Fisik
bentuk bulat dengan kulit buah burik
Polong berisi  berwarna hijau
3
Waktu Panen
Sore hari
Sore hari
4
Cara Panen
Dipetik
Di petik
5
Alat yang digunakan
Gunting
Gunting

B.     Pasca Panen Segar


1
Pencucian
membersihkan  dari kotoran yang melekat, menghilangkan bibit-bibit penyakit yang masih melekat -Pengeringan: menghilangkan air yang berlebihan menggunakan air
membersihkan  dari kotoran yang melekat, menghilangkan bibit-bibit penyakit yang masih melekat -Pengeringan: menghilangkan air yang berlebihan menggunakan air
2
Sortasi
Berdasarkan bentuk, kesehatan dan  warna
Berdasarkan kesehatan polong
3
Grading/pengelompokan
Berdasarkan berat dan ukuran diameter buah
Berdasarkan ukuran panjang polong
4
Treatmen/Perlakuan
Pemberian etrel atau karbit  untuk keseragaman tingkat masaknya
Pelapisan dengan lilin:, tujuannya: mengurangi suasana aerobik dalam sayur, memberikan perlindungan yang diperlukanterhadap organisme pembusuk
5
Pengepakan
Dengan kardus
Dengan plastik  krep
6
Pengangkutan/Distribusi
Disusun dalam basket
Disusun dalam basket
7
Penyimpanan (pergudangan dipasar)
Dalam ruangan yang dingin, dan basketnya diberi nomor berdasarkan tanggal masuk
Dalam ruangan yang dingin, dan basketnya diberi nomor berdasarkan tanggal masuk

C.     Pasca Panen (Olahan)




Sirup .Dodol.
lalap
Sumber :( https://blog.ub.ac.id/rimaquraini/2012/05/27/panen-dan-pasca-panen/ diakses tgl 24/1/2015 jam 12.30 sunardin)


No comments:

apa yang anda cari ?