To kaili

Tuesday, December 10, 2013

Kandungan dan Manfaat ubi kayu

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Kandungan dan Manfaat ubi kayu - Ubi kayu (nama botani: Manihot Esculenta Crantz) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari famili Euphorbiaceae yang terkenal sebagai sumber utama karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Ubi kayu dikatakan berasal dari bahagian tropika Amerika Selatan tetapi kini taburannya hampir di semua kawasan tropika seluruh dunia.

Kandungan dan Manfaat ubi kayu - Nama lain bagi ubi kayu adalah ubi benggala, ubi belanda dan cassava (bahasa Inggeris). Dalam penerbitan bahasa Inggeris, tanaman ini biasanya dirujuk dengan menggunakan nama-nama tempatannya, seperti mandioca, aipim, atau macaxeira (Brazil), kassav (Haiti), mandi´o (Paraguay), akpu atau ugburu (Nigeria), bankye (Ghana), mogo atau mihogo (kawasan di Afrika yang berbahasa Swahili), kappa (India), maniok (Sri Lanka), singkong (Indonesia), kamoteng kahoy atau balanghoy (Filipina), mushu (China), củ sắn or khoai mì (Vietnam) dan manioke atau manioca (Polynesia).

Kandungan dan Manfaat ubi kayu-  Manfaat ubi kayu sendiri untuk kesehatan sangatlah baik, dan juga sangan berguna untuk mengobati macam penyakit, ubi kayu sendiri memiliki banyak kandunagn dan banyak penyakit yang bisa diobati antara nya adalah demam, diare dan luka bernanah selain itu masih ada lagi. untuk mengetahui lebih jelas nya bisa anda baca di bawah ini.


  • Kandungan kimia ubi kayu per 100 gram

- Kalori 146 kal
- Protein 1,2 gram
- Lemak 0,3 gram
- Hidrat arang 34,7 gram
- Kalsium 33 mg
- Fosfor 40 mg
- Zat besi 0,7 mg

  • Kandungan gizi ubi kayu per 100 gram 

- Vitamin B1 0,06 mg
- Vitamin C 30 mg 
- Dan 70% bagian buah umbi kayu dapat dimakan.

  • Kandungan daun ubi kayu per 100 gram

- Vitamin A 11000 SI
- Vitamin C 275 mg
- Vitamin B1 0,12 mg
- Kalsium 165 mg
- Kalori 73 kal
- Fosfor 54 mg
- Protein 6,8 gram
- Lemak 1,2 gram
- Hidrat arang 13 gram 
- Zat besi 2 mg
- 87% Bagian daun daun dapat dimakan.

  • Kulit batang ubi kayu

- Tanin
- Enzim peroksidase
- Glikosida
- Kalsium oksalat.

Dari sekian banyaknya kandungan gizi dan kimia ubi kayu, sehingga tak mengherankan kalau khasiat ubi kayu sangat banyak sekali dibidang kesehatan, berikut ini adalah beberapa khasiat ubi kayu untuk mengobati beberapa penyakit dan cara mengolahnya.

1. Sakit demam
Siap 1 potong batang daun ubi kayu, rebus dengan 3 gelas air sampai mendidih. Kemudian saring untuk diambil airnya, lalu minum dua kali sehari pagi dan sore.

2. Obat diare
Ambil tujuh lembar daun ubi kayu, cuci sampai bersih kemudian rebus dengan volume air 4 gelas sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, kemudian saring ambil airnya. Minum dua kali sehari, pagi dan sore, Untuk anak-anak yang masih menyusui terkena diare, ibunya yang minum air ramuan tersebut.

3. Luka baru barang panas
Ambil 1 potong buah ubi kayu buang kulitnya lalu parut peras ambil airnya. Biarkan beberapa saat sampai tepungnya mengendap. Ambil tepungnya dan gunakan untuk mengolesi bagian tubuh yang luka.

4. Luka bernanah
Ambil batang daun ubi kayu yang masih muda secukupnya, tumbuk sampai halus, gunakan untuk membalur tubuh yang mengalami luka

Identifikasi Penyebab Penyakit Ubikayu Di Propinsi Lampung

Identifikasi Penyebab Penyakit Ubikayu Di Propinsi Lampung PDF Cetak E-mail
Informasi mengenai penyakit dan penyebab penyakit ubikayu di Indonesia masih terbatas. Sampai saat ini diketahui penyakit yang umum ditemukan pada ubi kayu adalah hawar bakteri yang disebabkan oleh Xanthomonas campestris pv. manihotis, antraknose yang disebabkan oleh Colletotrichum sp., dan bercak coklat yang disebabkan oleh Cercospora henningsii.
Di Propinsi Lampung yang merupakan daerah sentra produksi ubikayu, dijumpai penyebab penyakit yang menginfeksi ubikayu dengan variasi gejala infeksi yang berbeda. Untuk tujuan identifikasi penyebab penyakit, bagian tanaman ubi kayu berumur 1 – 6  bulan dikumpulkan dari beberapa lokasi di Propinsi Lampung dengan gejala: (1) busuk batang/umbi,  (2) gejala mati pucuk pada stek dan tanaman dewasa, (3). hawar pada bagian cabang, dan (4) bercak coklat, bercak putih pada daun.
Pengamatan pada bahan tanaman dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) menggunakan mikroskop pembesaran 400x pada preparat jaringan tanaman yang menunjukkan gejala dan 2) isolasi jaringan tanaman yang menunjukkan gejala pada media PDA kemudian diamati koloni jamur patogen yang tumbuh. Hasil pengamatan langsung dan hasil pertumbuhan pada media PDA kemudian dibandingkan dan diidentifikasi berdasarkan karakteristik mikologisnya dengan menggunakan acuan von Arx (1981) dan Gams et al. (1987).
Pengamatan yang dilakukan memberikan hasil sebagai berikut:
1.    Penyebab gejala busuk batang/umbi adalah asosiasi tiga jamur patogen, yaitu Botryodiplodia sp., Sclerotium rolfsii dan Fusarium sp.
Pengamatan terhadap preparat dari jaringan tanaman yang bergejala di bawah mikroskop dan koloni pada media PDA menunjukkan adanya 3 jenis jamur dengan ciri sebagai berikut:
a. pada biakan membentuk klamidospora di ujungnya, klamidospora terminalis (Gambar 1a), konidia coklat tua, bersel dua dengan ukuran 24 mm x 10 mm (Gambar 1b), (Botryodiplodia sp.)
b. miselium rapat  berukuran diameter kecil (ukuran 10 mm x 5 mm) warna putih tidak terbentuk konidia, terdapat sklerotia berukuran kecil dan seragam
c. konidia hialin bentuk bulan sabit dengan ukuran  4 mm x 50 mm (Fusarium sp.)
a                                         b
Gambar 1 (a) Klamidospora terminalis  Botryodiplodia sp. (b) Konidia  Botryodiplodia sp.

2.    Penyebab gejala mati pucuk/tunas adalah Colletotrichum sp. Yang juga berasosiasi dengan jamur yang menginfeksi cabang.
Pengamatan langsung dengan mikroskop dan pengamatan setelah dilakukan isolasi jaringan terinfeksi ditemukan setae berwarna coklat tua yang merupakan ciri khas jamur dari marga Colletotrichum, konidium bengkok, berukuran  26 mm x 2 mm (Gambar 2). Prayogo dan Sri Hardaningsih (2001) juga menemukan bahwa jamur Colletotrichum manihotis merupakan penyebab penyakit antraknosa pada ubikayu di KP Genteng, Banyuwangi dengan gejala hawar daun dan mati pucuk.
Gambar 2  Konidia dan setae (duri) Colletotrichum sp.
3.     Penyebab gejala hawar cabang, bercak daun coklat dan bercak daun putih
Pada bercak daun coklat terdapat konidiofor coklat kehijauan pucat, konidia berbentuk tabung lurus atau bengkok dan menyempit membulat bagian ujung dengan pangkal terpotong. Konidia coklat kehijauan mempunyai sekat 2 – 8, dengan ukuran   30-60 mm x 4-6 mm (Gambar 3a) dan menurut Semangun (2008) diidentifikasi sebagai Cercospora henningsii.  Pada gejala bercak daun putih ditemukan konidia bentuk lonjong dengan isi sel yang jelas  di kedua ujungnya, berukuran  8 mm x 5 mm dan miselium tidak berwarna (Gambar 3b). Menurut von Arx (1981) konidia dengan karakteristik seperti di atas diidentifikasi sebagai Ramularia sp. Hasil inokulasi menggunakan Ramularia sp. pada daun ubikayu hanya  menunjukkan gejala pada daun dalam satu pot saja dari 18 pot yang diinokulasi sehingga kurang mewakili dalam pengambilan kesimpulan, sehingga kesimpulan sementara disebutkan bahwa gejala bercak putih pada daun ubikayu diduga berasosiasi dengan jamur Ramularia sp.
a                                      b
Gambar 3 (a) Konidia C. henningsii., (b) Konidia Ramularia sp.





Disarikan oleh Alfi Inayati dari: Sri Hardaningsih, Nasir Saleh, dan Muslikul Hadi.2011. Identifiasi penyakit ubikayu di propinsi Lampung. Disampaikan pada Seminar Nasional Hasil Penelitian KABI.



Monday, December 9, 2013

Peran Kelompok Wanita Tani (KWT) Dalam Pemanfaatan Pekarangan Untuk Ketersediaan Pangan Keluarga

Sumber Gambar: www.google.com
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Upaya untuk pemanfaatan pekarangan sehingga menjadi sumber keterdiaan pangan keluarga dilalatarbelakangi dengan keadaan sbb:
1) hasil kajian menunjukan ketersediaan pangan yang cukup secara nasional terbukti tidak menjamin perwujudan ketahanan pangan pada tingkat wilayah (regional), rumah tangga dan individu.
Data menunjukan bahwa jumlah proporsi rumah tangga yang kekurangan gizi di setiap provinsi masih tinggi. Hal ini sejalan dengan skor pola pangan harapan (PPH) Indonesia yang masih rendah.
2) Kualitas konsumsi pangan masyarakat Indonesia dipantau dengan menggunakan ukuran melalui Pola Pangan Harapan (PPH). Skor PPH Indonesia periode 2009-2011 mengalami fluktuasi mulai dari 75,7 pada tahun 2009 naik menjadi 77,5 pada tahun 2010, kemudian turun lagi pada tahun 2011 menjadi 77,3 dan PPH tahun 2012 bahkan cenderung mengalami penurunan lagi, sedangkan sasaran PPH untuk tahun 2014 adalah 95.
Masih rendahnya PPH masyarakat Indonesia disebabkan masih rendahnya konsumsi pangan hewani serta sayur dan buah. Konsumsi kelompok padi-padian masih sangat besar dengan proporsi sebesar 61,8 persen.
Situasi seperti ini terjadi karena pola konsumsi pangan masyarakat yang kurang beragam, bergizi seimbang dan aman Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) adalah aneka ragam bahan pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan lemak yang apabila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan.
3) Dari segi fisiologis, bahwa untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif manusia memerlukan lebih dari 40 jenis zat gizi yang terdapat pada berbagai jenis makanan, sebab tidak ada satupun jenis pangan yang lengkap zat gizinya selain Air Susu Ibu (ASI).
Masalah tersebut berlawanan dengan keadaan potensi yang kita miliki) yaitu
1) Indonesia memiliki potensi sumber hayati spesifik lokasi yang sangat kaya dengan berbagai jenis tanaman pangan, seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah, dan sumber pangan hewani. Demikian pula berbagai rempah dan obata-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah nusantara ini.
2) Seperti kita ketahui bersama, bahwa sampai saat ini sebagian besar lahan pekarangan masih belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian, khususnya komoditas pangan. Potensi lahan pekarangan di Indonesia mencapai 10,3 juta hektar atau 14 persen dari luas lahan pertanian
Dengan adanya potensi tersebut, maka untuk meningkatkan PPH sehingga mencapai angka 95 tahun 2014, maka diupayakan dengan menggerakan budidaya menanam di lahan pekarangan baik di perkotaan maupun di pedesaan,
Gerakan budidaya menanam dilahan pekarangan dilakukan dengan meningkatkan kapasitas wanita tani/kelompok wanita tani sebagai pelaksana pemanfaatan pekarangan secara optimal, sehingga menjadi sumber ketersediaan pangan keluarga Disamping itu juga ada peningkatan kapasita wanita tani/kelompok wanita tani dalam membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA), termasuk kegiatan usaha pengolahan pangan rumah tangga untuk menyediakan pangan yang lebih beragam.

Sumber: Petunjuk pelaksanaan pengembangan model kawasan rumah pangan lestari, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian pertanian 2011
Penulis : Marwati (Penyuluh, Pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian, BPPSDMP, Kementan)

Padi Gogo Varietas Inpago 4

Padi Gogo Varietas Inpago 4

Sumber Gambar: http://wongtaniku.wordpress.com
Padi gogo varietas inpago 4 hasil dari para ahli peneliti di pusat penelitian tanaman padi yang telah dilepas sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian berdasarkan SK Nomor 2560 / kpts/ SR.120/7/2010 adalah varietas padi gogo Inpago 4 sebagai varietas unggul.
 
Keunggulan padi gogo varietas Inpago 4 seperti varietas lainnya juga yang secara bertahap mengalami perbaikan dan keunggulan dari varietas sebelumnya. Keunggulan tersebut dalam hal; produksi tinggi, agak tahan rebah dan ketahanan terhadap hama penyakit blas. Secara rinci deskripsi padi gogo varietas Inpago 4 dapat dilihat di bawah ;
Deskripsi Padi Gogo Varietas Inpago 4

No. Seleksi : TB490C-TB-1-2-1
Asal : Batutegi/Cigeulis/Ciherang
Golongan : Cere
Umur Tanaman : ± 124 Hari
Bentuk Tanaman : Tegak
Tinggi Produktif : ± 134 cm
Anakan Produktif : ± 11 Batang
Warna kaki : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna
Warna lidah daun : Tidak bewarna
Warna daun : Hijau
Permukaan daun : Kasar
Posisi daun : Miring
Posisi daun bendera : Mendatar
Warna batang : Hijau
Kerebahan : Sedang
Kerontokan : Sedang
Bentuk gabah : Lonjong
Warna gabah : Kuning Jerami
Rata - rata hasil : 4,1 ton / ha GKG
Potensi hasil : 6,1 ton / ha GKG
Berat 1000 butir : ± 25 gram
Tekstur nasi : Pulen
Kadar amilosa : ± 21,9 %
Ketahanan terhadap hama : -
Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap beberapa ras penyakit blas.
Toleran cekaman abiotik : Toleran terhadap keracunan Al (60 ppm).
Keterangan : Baik ditanam di lahan kering subur, lahan kering podsolik merah kuning dengan tingkat keracunan alumunium sedang.
Pemulia : Erwin Lubis, Aris Hairmansis, Bambang Kustianto, S, Suharsono, Suwarno.
Peneliti : Santoso, Anggiani Nasution, Husin M. Toha.
Teknisi : Pardio, Sunarjo, Endang Suparman, Ade Santika, Pantja Hadisiwi
Pengusul : Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi.
 
Dari deskripsi Padi Gogo Varietas Inpago 4 tersebut di atas terlihat bahwa umur sampai dapat dipanen lebih kurang ± 124 hari, artinya varietas inpago 4 dapat dipanen bisa lebih cepat atau lebih lambat dari ± 124 hari tergantung dari kondisi iklim dan kesuburan tanah di lapangan. Produktivitas hasil dapat mencapai 6,1 ton/ha GKG dan rata - rata hasil sebesar 4,1 ton/ha GKG. Artinya jika budidaya tanaman Padi Gogo Varietas Inpago 4 dikelola dengan baik maka dapat menghasilkan produksi padi sampai sebesar 6,1 ton/ha GKG. Memiliki isi gabah banyak dengan berat 1000 butir butir adalah 25 gram, dan keunggulan adatif pada kondisi lingkungan yang kurang baik, toleran keracunan Al. Ketahanan terhadap penyakit beberapa ras penyakit blas dan mempunyai tekstur nasi pulen.
 
Pada para petani yang mempunyai lahan kering dan untuk mengantisipasi perubahan ikilm terjadi, sebaiknya para petani di lahannya menanam varietas inapago 4 ini, karena varietas inpago 4 ini sangat adatif terhadap lingkungan yang kurang baik. Sehingga kekurangan air yang mungkin terjadi di lapangan waktu budidaya tanaman padi tidak akan mengganggu proses pembentukan atau petumbuhan padi tersebut.
Oleh ; Dr. H. Ibrahim Saragih / Penyuluh pertanian
Sumber : SK Menteri Pertanian No 2560/ kpts/ SR.120/7/2010

Padi Gogo Varietas Inpago 5

Padi Gogo Varietas Inpago 5

Sumber Gambar: http://wongtaniku.wordpress.com
Salah satu padi gogo adalah varietas Inpago 5 yang dihasilkan para ahli peneliti di pusat penelitian tanaman padi, yang telah dilepas sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian berdasarkan SK Nomor 2561 / kpts/ SR.120/7/2010 adalah varietas padi gogo Inpago 5 sebagai varietas unggul.
 
Keunggulan padi gogo varietas Inpago 5 seperti varietas lainnya juga yang secara bertahap mengalami perbaikan dan keunggulan dari varietas sebelumnya. Keunggulan tersebut dalam hal; produksi tinggi, agak tahan rebah dan ketahanan terhadap hama penyakit blas. Secara rinci deskripsi padi gogo varietas Inpago 5 dapat dilihat di bawah ;
 
Deskripsi Padi Gogo Varietas Inpago 5
No. Seleksi : B11338F-TB-26
Asal : TB177E-TB-28-D-3/B10384E-MR-1-8-3//IR60080-23///TB177E-TB-28-D-3/B10386E-KN-2//BL245
Golongan : Cere
Umur Tanaman : ± 118 Hari
Bentuk Tanaman : Tegak
Tinggi Produktif : ± 132 cm
Anakan Produktif : ± 14 Batang
Warna kaki : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna
Warna lidah daun : Tidak bewarna
Warna daun : Hijau
Permukaan daun : Kasar
Posisi daun : Miring
Posisi daun bendera : Miring
Warna batang : Tidak berwarna
Kerebahan : Sedang
Kerontokan : Sedang
Bentuk gabah : Ramping
Warna gabah : Kuning
Rata - rata hasil : 4,0 ton / ha GKG
Potensi hasil : 6,2 ton / ha GKG
Berat 1000 butir : ± 26 gram
Tekstur nasi : Sangat Pulen
Kadar amilosa : ± 18 %
Ketahanan terhadap hama : -
Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap beberapa ras penyakit blas.
Toleran cekaman abiotik : Toleran terhadap keracunan Al (60 ppm).
Keterangan : Baik ditanam di lahan kering subur, lahan kering podsolik merah kuning dengan tingkat keracunan alumunium sedang.
Pemulia : Suwarno,Erwin Lubis, Bambang Kustianto,Aris Hairmansis, S, Supartopo.
Peneliti : Anggiani Nasution, Santoso, , Husin M. Toha.
Teknisi : Sunarjo, Ade Santika, Endang Suparman, Subardi Pantja Hadisiwi
Pengusul : Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi.
 
Dari deskripsi Padi Gogo Varietas Inpago 5 tersebut di atas terlihat bahwa umur sampai dapat dipanen lebih kurang ± 118 hari, artinya varietas inpago 5 dapat dipanen bisa lebih cepat atau lebih lambat dari ± 118 hari tergantung dari kondisi iklim, kesuburan tanah di lapangan dan teknik budidaya yang dilakukan. Produktivitas hasil dapat mencapai 6,2 ton/ha GKG dan rata - rata hasil sebesar 4,0 ton/ha GKG. Artinya jika budidaya tanaman Padi Gogo Varietas Inpago 5 dikelola dengan baik maka dapat menghasilkan produksi padi sampai sebesar 6,2 ton/ha GKG. Memiliki isi gabah banyak dengan berat 1000 butir butir adalah 26 gram, dan mempunyai keunggulan toleran terhadap kekeringan, Ketahanan terhadap penyakit beberapa ras penyakit blas dan mempunyai tekstur nasi sangat pulen serta rendemen beras kepala tinggi.
 
Dalam kondisi iklim yang kurang baik saat ini disarnkan kepada para petani di lapangan yang mempunyai lahan kering dan sawah yang berpengairan bukan irigasi teknis, sebaiknya menanam varietas unggul inpago 5 ini. Karena varietas unggul inpago 5 sangat tahan akan kekeringan, sehingga varietas inpago 5 ini merupakan salah alternatif untuk mengantisipasi perubahan iklim yang terjadi di lapangan
Oleh ; Dr. H. Ibrahim Saragih / Penyuluh pertanian
Sumber : SK Menteri Pertanian No 2561/ kpts/ SR.120/7/2010

Combro ............... camilan yang disukai.

Combro ............... camilan yang disukai.

Sumber Gambar: www.googlr.com
Untuk mendukung program diversifikasi pangan dalam rangka pelestarian swasembada pangan, ubikayu atau biasa disebut singkong merupakan salah satu komoditas pangan yang mempunyai keunggulan sebagai penunjang program diversifikasi atau penganekaragaman bahan pangan.
Dari tanaman singkong, kita dapat berkreasi untuk menjadikan sebagai hidangan yang menarik.
Daun singkong dapat dibuat sebagai sayuran maupun kripik daun singkong yang menyerupai kripik belut, sedangkan umbinya bisa diolah untuk menjadi berbagai camilan, cake,
puding, roti atau berbagai hidangan lezat lainnya.
Oncom di jero atau biasa di kenal dengan camilan Combro merupakan makanan hasil olahan dari singkong yang diparut kemudian diisi dengan oncom lalu di goreng. Combro banyak di jajakan di outlet-otlet di pinggiran jalan bersama jenis olahan singkong dan gorengan lainnya dan merupakan jajanan yang banyak di sukai oleh kalangan masyarakat baik dari kalangan bawah, menengah sampai kalangan atas dengan penyajian yang berbeda.
Cara membuatnyapun sangat mudah, untuk itu akan disajikan bagaimana cara membuat Combro.
Resep Bahan Membuat Combro:
Bahan :
1 1/2 kg Singkong yang cukup tua, dan mempur atau istilah orang jawa yang mengatakan singkong tersebut bagus dan enak untuk dikonsumsi kemudian di parut.
1/2 butir Kelapa yang sedang (tidak terlalu tua),di parut halus
Garam
Minyak untuk menggoreng.
Untuk Isi :
1 kotak (uk. 20 cm x 10 cm) Oncom yang bagus, haluskan.
Bawang putih secukupnya
garam secukupnya
Ketumbar secukupnya
Cabe rawit bila suka pedas
Bumbu penyedap
Daun bawang rajang halus
Cara Pengolahan :
1) Bahan-bahan isi semua dihaluskan dijadikan satu adonan. Kalau perlu dicicipi, rasanya sudah pas enak atau belum. Singkong yang telah diparut dicampur dengan kelapa parut dan garam.
2) Buat bulatan-bulatan lonjong kemudian masukan bahan-bahan untuk isinya.
3) Tutup menjadi bulatan lonjong, atau dapat dibentuk sesuai selera dan pipihkan sedikit sehingga bentuk combro agak sedikit pipih atau gepeng
4) Setelah semua adonan dibentuk, goreng dengan minyak panas
5) Angkat setelah agak kuning kecoklatan
6) Hidangkan selagi panas, dengan cabe rawit bila suka
Selamat menikmati !!!!!!!!
Siti Nurjanah Penyuluh Pertanian Madya, Pusat Penyuluhan Pertanian. BPPSDMP Kementerian Pertanian. Email : snurjanah8514@yahoo.com
Sumber:
1) Menuju Pertanian Tangguh 6, Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025 Diversifikasi Pangan Menuju Umbi-umbian, Diversifikasi Energi Menuju Biofuel. Tabloid "Sinartani" 2008.
2) http://4.bp.blogspot.com

Cara Penanaman Apel dengan Baik

Cara Penanaman Apel dengan Baik

Tanaman apel dapat ditanam di kebun secara campuran dengan tanaman lain (intercroping) maupun secara khusus tidak dicampur dengan tanaman lain (monokultur). Intercroping dapat dilakukan hanya sampai umur tanaman apel 2 tahun atau tanah belum tertutup tajuk-tajuk daun. Tanaman apel tidak dapat ditanam pada jarak yang terlalu rapat, karena akan menjadi sangat rimbun yang akan menyebabkan kelembaban tinggi, sirkulasi udara berkurang, sinar matahari terhambat, dan akan meningkatkan pertumbuhan penyakit.
 
Persiapan kebun
- Sebelum tanam apel, sebaiknya dibuat tata ruang (design) kebun sehingga diketahui secara pasti titik-titik penanaman apel, saluran irigasi/drainase, jalan kebun, dan lain-lain.
- Lalu kebun dibersihkan dari rumput/semak/gulma, sekaligus dilakukan pengolahan tanah.
- Pembuatan lubang tanam diawali dengan pemasangan ajir untuk tanda tempat tanam apel pada kebun. Ajir pertama ditancapkan di salah satu sudut kebun, dengan menggunakan tali ditarik garis untuk menentukan ajir berikutnya sesuai bentuk dan jarak yang telah ditentukan. Bentuk penanaman bisa segiempat atau segitiga.
- Ajir adalah tempat tanam apel, sehingga jarak ajir satu dengan ajir lainnya sama dengan jarak tanam. Jarak tanam yang ideal untuk tanaman apel tergantung varietas. Untuk varietas Manalagi dan Princess Noble adalah 3 x 3,5 m atau 3,5 x 3,5 m, sedangkan varietas Rome Beauty dan Anna lebih rapat 2 x 2,5 m atau 2,5 x 2,5 m atau 3 x 3 m.
 
Pembuatan lubang tanam
- Setelah kebun siap, tahap berikutnya membuat lubang tanam. Lubang tanam sebaiknya dibuat pada akhir musim kemarau.
- Ukuran lubang tanam: lebar : panjang : dalam = 50 x 50 x 50 cm atau 1 x 1 x 1 m.
- Cara membuat lubang tanam: separuh tanah bagian atas ditaruh sebelah kiri lubang dan separuh tanah bagian bawah ditaruh sebelah kanan lubang, sehingga terpisah.
- Masing-masing bagian tanah dicampur dengan pupuk organik (antara lain: pupuk kandang, bokasi, kompos) sebanyak 20 kg atau 2 kaleng minyak.
- Lubang dibiarkan 1 - 2 minggu, baru siap untuk menanam apel.
 
Cara menanam
- Penanaman apel sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.
- Penanaman apel dimulai dengan memasukan tanah bagian bawah ke dalam lubang.
- Lalu taruh bibit apel ditengah-tengah lubang sambil diatur akarnya agar menyebar.
- Masukan tanah galian bagian atas kedalam lubang sampai sebatas leher akar, sambil ditekan-tekan secara perlahan dengan tangan agar bibit tertanam kuat dan tegak lurus dengan tanah.
- Bibit diperkuat dengan ajir bambu/kayu dan diikat agar tidak mudah roboh. Ikatan batang bibit dengan ajir agar longgar agar tidak melukai kulit batang dan ikatan dengan simpul hidup menyerupai angka delapan.
 
Penulis : SUSILO ASTUTI H.
(Penyuluh Pertanian Pusbangluhtan)

Sumber Informasi:
1. Direktorat Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian. 2003. Budidaya Apel.
2. Bagian Proyek Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian Pusat, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Deptan. 2003. Kumpulan Buku Tanaman Pangan, Tanaman Sayuran, Tanaman Buah, Tanaman Kebun, dan Tanaman Obat.
3. Direktorat Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian. 2004. Buku Apel (Malus sylvestrys Mill).

                                                                    
   MENANAM BELIMBING MANIS DALAM POT

Sumber Gambar: blog.innomuslim.com
Tanaman belimbing manis (Averrhoa carambola) selain dapat ditanam dalam tanah langsung, baik di kebun, halaman rumah ataupun pekarangan, dapat juga ditanam dalam pot. Sebab, tanaman ini mampu tumbuh di semua jenis tanah dan mudah tumbu
h tanpa dirawat dengan baik. Tetapi supaya buah yang diperolehnya nanti memuaskan, tentunya harus dirawat dengan baik. Tanaman yang dirawat dengan sungguh-sungguh sesuai dengan aturan budidaya, maka tanaman akan tumbuh baik dan berbuah lebat serta rasanya akan lebih manis.
Keuntungan menanam bellimbing dalam pot karena keterbatasan lahan, dapat berbuah lebat seperti ditanam langsung dalam tanah asal dirawat dengan baik dan mudah dikontrol karena pot itu dapat ditaruh di teras rumah atau pekarangan rumah sekaligus untuk peneduh dan hiasan. Dengan penanaman belimbing dalam pot itu, suasana rumah menjadi teduh dan asri dengan adanya buah belimbing yang bergantungan.
Buah-buah yang diperolehnya itu, selain untuk konsumsi keluarga yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh juga bisa untuk oleh-oleh waktu kita berkunjug ke rumah kerabat atau teman maupun saudara. Jika hasilnya lebih bisa dijual sebagai tambahan uang dapur.
Pilih Pot, Media Tanam dan Benih Yang Sesuai
Pot yang digunakan bisa menggunakan drum yang dipotong, pot dari tanah/semen, atau drum dari kayu yang tahan lapuk. Jika belimbing yang ditanamnya itu diambil buahnya sekaligus dimanfaatkan untuk tanaman elemen rumah, diameter pot sekitar 50-60 cm dan tingginya 40-60 cm. Tetapi jika penanamannya untuk bibit, ukuran pot-nya cukup 20-30 cm. Dasar pot dibuat lubang untuk pembuangan air yang berlebihan yang ada dalam pot tersebut.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah gembur/subur yng dicapur dengan pupuk kandang/kompos yang matang dengan perbandingan 2 banding 1 , 3 banding 1 atau 1 banding 1, tergantung dari kesuburan tanah yang digunakan. Jika kesuburan tanahnya kurang, maka campuran pupuk kandang/kompos diperbanyak. Semakin banyak pupuk kandang/kompos-nya, umumnya pertum-buhan tanaman semakin bagus. Tapi pemberiannya jangan berlebihan karena tanaman mudah roboh tertiup angin kencang sebagai akibat medianya terlalu gembur sehingga tidak dapat menahan akar.
Media yang akan dimasukkan dalam pot, sebaiknya disterilkan terlebih dahulu supaya tanaman dapat terhindar dari penyakit busuk akar yang mungkin timbul. Media tanam dimasukkan ke dalam pot sampai ± 10 cm di bawah bibir pot. Tujuannya, supaya media tidak tumpah keluar sewaktu dilakukan penyiraman tanaman. Sebelum benih/bibit ditanam, sebaiknya media tanam tersebut dalam keadaan lembab.
Sebelum media tanam dimasukkan, dasar pot diberi pecahan genting, spon atau serabut kelapa untuk mempermudah keluarnya air yang berlebihan dari pot, selain untuk menahan media mudah lepas dari dasar pot.
Benih/bibit belimbing yang ditanam, gunakan benih sambungan atau okulasi. Sebab, benih seperti itu, hasil buahnya sama dengan pohon induknya. Oleh karena itu, bentih yang akan ditanam sudah diketahui dengan benar asal-usulnya, baik mengenai varietasnya dan asal pohon induknya. Untuk itu, benih yang ditanam, pilih yang sudah bersertifikat.
Sebab, benih yang sudah bersertifikat lebih terjamin mutunya. Misal, produksinya mantap/tinggi dan tidak dipengaruhi musim, berbuah terus menerus sepanjang tahun dengan mutu yang bagus, rasanya manis, segar dan tidak sepet, Selain itu, biasanya benih iitu tidak pernah diserang hama lalat buah dan penyakit akar batang. Buahnya cukup besar, warna matangnya kuning mengkilap dan warnanya merata. Lagi pula tekstur daging buahnya halus, tergantung dari varietas yang ditanamnya.

Sesudah pot diisi dengan media, barulah benih dimasuukan ke dalam pot. Benih ditanam di tengah-tengah pot, tambah media sedikit sambil di sekitar tanaman dipadatkan sehingga benih tidak mudah goyah. Jika benih yang ditanam berasal dari benih sambungan, batas sambungan dari benih tidak boleh tertimbun media tanam. Setidaknya 5 cm bagian batang di bawah sambungan harus muncul di atas media. Tujuannya untuk mencegah benih terinfeksi penyakit busuk akar pada bagian atas yang tertimbun media.
Harus Dirawat
Meski secara umum, belimbing mudah tumbuh dan menghasilkan buah tanpa perawatan yang intensif, tetapi untuk menghasilkan buah yang banyak dan mutu yang baik, tentunya benih yang sudah ditanam itu harus dirawat. Jika benih yang ditanam itu berasal dari benih bersertifikat dan dirawat sungguh-sungguh sesuai dengan aturan budidaya belimbing dan ditanam pada tempat yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya, maka belimbing akan berbuah lebat dengan rasa yang manis..
Perawatan yang harus dilakukan antara lain pemupukan, pemangkasan, penyiraman maupun pengendalian hama dan penyakit. Perawatannya, tidak bedanya dengan belimbing yang ditanam langsung di tanah, baik yang ditanam di kebun, halaman rumah maupun yang ditanam di pekarangan. Bedanya, belimbing yang ditanam dalam pot, medianya sering diganti untuk memperbaharui media tanamnya sehingga pertumbuhan tanaman tetap subur danb erbuah lebat.
Jika media tumbuhnya sudah keras/padat, pertumbuhan tanaman terlihat kerdil dan pertumbuhannya lambat, maka media tanamnya harus diganti. Kondisi seperti ini, umumnya setelah tanaman berumur 3-4 tahun. Memadatnya media tanam karena media tanam tersebut telah dipenuhi akar tanaman yang tumbuh melingkar di dalam pot. Kondisi tanaman seperti ini sebaiknya dipindahkan ke dalam media dan pot baru yang lebih lebar. Sebelum dipindahkan, sebagian akarnya dikurangi/dipotong dengan gunting yang steril.
Untuk mengganti media tanam yang lama dengan media tanam yang baru, pertama-tama media tanam lama dikeluarkan setengahnya sambil menepuk punggung pot supaya akar-akar samping yang melekat di pot bagian dalam lepas dan media tanam menjadi hancur. Keluarkan tanaman secara perlahan-lahan, kemudian potong ujung-ujung akar dengan gunting tajam dan steril.
Sesudah itu, siapkan media tanam pengganti yang berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang matang dengan perbandingan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Masukkan media tanam pengganti ke dalam pot sampai 10 cm di bawah bibir pot. Pekerjaan berikutnya, benih yang baru dipindahakan ke dalam media tanam pengganti tersebut disiram secukupnya sampai lembab saja supaya tanaman tidak mengalami stress
Belimbing yang ditanam itu bisa dipanen setelah umur 60-90 hari setelah bunga mekar, tergantung dari variets yang ditanam. Belimbing sembiring misalnya dapat dipanen pada umur 60-70 hari sesudah bunga mekar. Sedang Belimbing demak bisa dipetik saat umur 80-90 hari sesudah bunga mekar. Dalam setahun, belimbing dapat dipanen 4-6 kali

Disarikan oleh : Lasarus, Pusat Penyuluhan Pertanan
Sumber :
1.Standar Prosedur Operasional (SOP) Belimbing. Direktorat Tanaman Buah. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian, Jakarta, 2004.
2. Ir.Bambang cahyono. Cara Sukses Berkebun Belimbing Manis. Pustaka Mina, Jakarta, 2000..
3 Drs. H. Hendro Sunarjono. Berkebun Belimbing Manis. Penebar Swadaya, Depok-Jawa Barat, 2007.

MENANAM BELIMBING MANIS DALAM POT

                                                   

 

 

 

 

MENANAM BELIMBING MANIS DALAM POT

Sumber Gambar: blog.innomuslim.com
Tanaman belimbing manis (Averrhoa carambola) selain dapat ditanam dalam tanah langsung, baik di kebun, halaman rumah ataupun pekarangan, dapat juga ditanam dalam pot. Sebab, tanaman ini mampu tumbuh di semua jenis tanah dan mudah tumbu
h tanpa dirawat dengan baik. Tetapi supaya buah yang diperolehnya nanti memuaskan, tentunya harus dirawat dengan baik. Tanaman yang dirawat dengan sungguh-sungguh sesuai dengan aturan budidaya, maka tanaman akan tumbuh baik dan berbuah lebat serta rasanya akan lebih manis.
Keuntungan menanam bellimbing dalam pot karena keterbatasan lahan, dapat berbuah lebat seperti ditanam langsung dalam tanah asal dirawat dengan baik dan mudah dikontrol karena pot itu dapat ditaruh di teras rumah atau pekarangan rumah sekaligus untuk peneduh dan hiasan. Dengan penanaman belimbing dalam pot itu, suasana rumah menjadi teduh dan asri dengan adanya buah belimbing yang bergantungan.
Buah-buah yang diperolehnya itu, selain untuk konsumsi keluarga yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh juga bisa untuk oleh-oleh waktu kita berkunjug ke rumah kerabat atau teman maupun saudara. Jika hasilnya lebih bisa dijual sebagai tambahan uang dapur.
Pilih Pot, Media Tanam dan Benih Yang Sesuai
Pot yang digunakan bisa menggunakan drum yang dipotong, pot dari tanah/semen, atau drum dari kayu yang tahan lapuk. Jika belimbing yang ditanamnya itu diambil buahnya sekaligus dimanfaatkan untuk tanaman elemen rumah, diameter pot sekitar 50-60 cm dan tingginya 40-60 cm. Tetapi jika penanamannya untuk bibit, ukuran pot-nya cukup 20-30 cm. Dasar pot dibuat lubang untuk pembuangan air yang berlebihan yang ada dalam pot tersebut.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah gembur/subur yng dicapur dengan pupuk kandang/kompos yang matang dengan perbandingan 2 banding 1 , 3 banding 1 atau 1 banding 1, tergantung dari kesuburan tanah yang digunakan. Jika kesuburan tanahnya kurang, maka campuran pupuk kandang/kompos diperbanyak. Semakin banyak pupuk kandang/kompos-nya, umumnya pertum-buhan tanaman semakin bagus. Tapi pemberiannya jangan berlebihan karena tanaman mudah roboh tertiup angin kencang sebagai akibat medianya terlalu gembur sehingga tidak dapat menahan akar.
Media yang akan dimasukkan dalam pot, sebaiknya disterilkan terlebih dahulu supaya tanaman dapat terhindar dari penyakit busuk akar yang mungkin timbul. Media tanam dimasukkan ke dalam pot sampai ± 10 cm di bawah bibir pot. Tujuannya, supaya media tidak tumpah keluar sewaktu dilakukan penyiraman tanaman. Sebelum benih/bibit ditanam, sebaiknya media tanam tersebut dalam keadaan lembab.
Sebelum media tanam dimasukkan, dasar pot diberi pecahan genting, spon atau serabut kelapa untuk mempermudah keluarnya air yang berlebihan dari pot, selain untuk menahan media mudah lepas dari dasar pot.
Benih/bibit belimbing yang ditanam, gunakan benih sambungan atau okulasi. Sebab, benih seperti itu, hasil buahnya sama dengan pohon induknya. Oleh karena itu, bentih yang akan ditanam sudah diketahui dengan benar asal-usulnya, baik mengenai varietasnya dan asal pohon induknya. Untuk itu, benih yang ditanam, pilih yang sudah bersertifikat.
Sebab, benih yang sudah bersertifikat lebih terjamin mutunya. Misal, produksinya mantap/tinggi dan tidak dipengaruhi musim, berbuah terus menerus sepanjang tahun dengan mutu yang bagus, rasanya manis, segar dan tidak sepet, Selain itu, biasanya benih iitu tidak pernah diserang hama lalat buah dan penyakit akar batang. Buahnya cukup besar, warna matangnya kuning mengkilap dan warnanya merata. Lagi pula tekstur daging buahnya halus, tergantung dari varietas yang ditanamnya.

Sesudah pot diisi dengan media, barulah benih dimasuukan ke dalam pot. Benih ditanam di tengah-tengah pot, tambah media sedikit sambil di sekitar tanaman dipadatkan sehingga benih tidak mudah goyah. Jika benih yang ditanam berasal dari benih sambungan, batas sambungan dari benih tidak boleh tertimbun media tanam. Setidaknya 5 cm bagian batang di bawah sambungan harus muncul di atas media. Tujuannya untuk mencegah benih terinfeksi penyakit busuk akar pada bagian atas yang tertimbun media.
Harus Dirawat
Meski secara umum, belimbing mudah tumbuh dan menghasilkan buah tanpa perawatan yang intensif, tetapi untuk menghasilkan buah yang banyak dan mutu yang baik, tentunya benih yang sudah ditanam itu harus dirawat. Jika benih yang ditanam itu berasal dari benih bersertifikat dan dirawat sungguh-sungguh sesuai dengan aturan budidaya belimbing dan ditanam pada tempat yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya, maka belimbing akan berbuah lebat dengan rasa yang manis..
Perawatan yang harus dilakukan antara lain pemupukan, pemangkasan, penyiraman maupun pengendalian hama dan penyakit. Perawatannya, tidak bedanya dengan belimbing yang ditanam langsung di tanah, baik yang ditanam di kebun, halaman rumah maupun yang ditanam di pekarangan. Bedanya, belimbing yang ditanam dalam pot, medianya sering diganti untuk memperbaharui media tanamnya sehingga pertumbuhan tanaman tetap subur danb erbuah lebat.
Jika media tumbuhnya sudah keras/padat, pertumbuhan tanaman terlihat kerdil dan pertumbuhannya lambat, maka media tanamnya harus diganti. Kondisi seperti ini, umumnya setelah tanaman berumur 3-4 tahun. Memadatnya media tanam karena media tanam tersebut telah dipenuhi akar tanaman yang tumbuh melingkar di dalam pot. Kondisi tanaman seperti ini sebaiknya dipindahkan ke dalam media dan pot baru yang lebih lebar. Sebelum dipindahkan, sebagian akarnya dikurangi/dipotong dengan gunting yang steril.
Untuk mengganti media tanam yang lama dengan media tanam yang baru, pertama-tama media tanam lama dikeluarkan setengahnya sambil menepuk punggung pot supaya akar-akar samping yang melekat di pot bagian dalam lepas dan media tanam menjadi hancur. Keluarkan tanaman secara perlahan-lahan, kemudian potong ujung-ujung akar dengan gunting tajam dan steril.
Sesudah itu, siapkan media tanam pengganti yang berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang matang dengan perbandingan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Masukkan media tanam pengganti ke dalam pot sampai 10 cm di bawah bibir pot. Pekerjaan berikutnya, benih yang baru dipindahakan ke dalam media tanam pengganti tersebut disiram secukupnya sampai lembab saja supaya tanaman tidak mengalami stress
Belimbing yang ditanam itu bisa dipanen setelah umur 60-90 hari setelah bunga mekar, tergantung dari variets yang ditanam. Belimbing sembiring misalnya dapat dipanen pada umur 60-70 hari sesudah bunga mekar. Sedang Belimbing demak bisa dipetik saat umur 80-90 hari sesudah bunga mekar. Dalam setahun, belimbing dapat dipanen 4-6 kali

Disarikan oleh : Lasarus, Pusat Penyuluhan Pertanan
Sumber :
1.Standar Prosedur Operasional (SOP) Belimbing. Direktorat Tanaman Buah. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian, Jakarta, 2004.
2. Ir.Bambang cahyono. Cara Sukses Berkebun Belimbing Manis. Pustaka Mina, Jakarta, 2000..
3 Drs. H. Hendro Sunarjono. Berkebun Belimbing Manis. Penebar Swadaya, Depok-Jawa Barat, 2007.

JENIS-JENIS POTONGAN DAGING SAPI DAN PERUNTUKANNYA

 

 

 

 

 

JENIS-JENIS POTONGAN DAGING SAPI DAN PERUNTUKANNYA

Sumber Gambar: www.google.com
Indonesia telah menetapkan dalam SNI 3932:2008 tentang Mutu Karkas dan Daging Sapi yang diklasifikasikan, sebagai berikut : 1) Golongan karkas Kelas I; 2) Golongan karkas Kelas II; 3) Golongan karkas Kelas III.
Daging adalah salah satu pangan sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh manusia, karena zat-zat makanan yang dikandungnya sangat diperlukan untuk kehidupan manusia, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Daging sapi adalah bagian otot skeletal dari karkas sapi yang aman, layak dan lazim dikonsumsi oleh manusia dapat berupa daging segar, daging segar dingin atau daging segar beku (SNI3932 : 2008). Adapun karkas didifinisikan sebagai bagian tubuh dari sapi sehat yang telah disembelih secara halal sesuai dengan CAC/GI 24 - 1997, telah dikuliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan kepala dan kaki mulai tarsus/karpus ke bawah, organ reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebihan.
Dalam hal ini, daging merupakan salah satu pangan asal hewan yang mempunyai gizi tinggi karena daging sapi memiliki kandungan gizi antara lain zat besi, zicn, vitamin B, protein, omega 3, selenium dan vitamin D yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Sedangkan daging sapi merupakan pilihan bahan baku masakan khas di berbagai daerah di Indonesia dengan cita rasa yang beraneka ragam. Pada umumnya masyarakat menggunakan potongan daging yang berbeda-beda pula.
Salah satu kegiatan pascapanen dalam upaya untuk memberikan nilai tambah daging tersebut adalah penerapan teknologi butcher, yaitu pemotongan dan pembagian karkas menjadi potongan-potongan daging disesuaikan dengan topografi daging. Melalui metode butcher daging sapi dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya menjadi potongan daging kelas I, II dan III.
Untuk tiap-tiap negara berbeda-beda mengenai jenis-jenis potongan daging sapi dan di Indonesia telah ditetapkan dalam SNI 3932:2008 tentang Mutu Karkas dan Daging Sapi yang diklasifikasikan, sebagai berikut : 1) Golongan karkas Kelas I, terdiri dari potongan daging : has dalam (tenderloin), has luar (striploin/sirloin), lemusir (cube roll); 2) Golongan karkas Kelas II, terdiri dari : tanjung (rump), kelapa (round), penutup (topside), pendasar (silverside), gandik (eye round), kijen (chuck tender), sampil besar (chuck), sampil kecil (blade); 3) Golongan karkas Kelas III, terdiri dari : sengkel (shin/shank), daging iga (rib meat), samcan (thin flank), sandung lamur (brisket).
Adapun jenis potongan daging sapi dan peruntukannya, sebagai berikut : 1) has dalam (tenderloin). Dengan deskripsi : terletak ditengah-tengah sirloin, potongan daging yang paling empuk dengan kandungan lemak sedikit, dan has dalam ± 1,6 % berat karkas. Sedangkan peruntukan has dalam adalah untuk steak; 2) Has luar (sirloin). Dengan deskripsi : potongan daging bagian belakang sapi, terletak diatas has dalam, dan has luar ± 4,4 % berat karkas. Sedangkan peruntukan has luar adalah untuk steak, sukiyaki, yakiniku atau shabu-shabu; 3) Lamusir (cube roll). Dengan deskripsi : daging dari bagian punggung, dipotong dari rusuk keempat sampai rusuk kedua belas, termasuk daging yang lunak karena terdapat butir-btir lemak didalamnya. Sedangkan peruntukan lamusir adalah untuk dipanggang, dibakar (grill), dan sup lamusir (makanan khas Batam); 4) Tanjung (rump). Dengan deskripsi : bagian pinggang sapi, dilapisi lemak yang cukup tebal, dan tanjung ± 3,8 % berat karkas. Sedangkan peruntukan Tanjung adalah untuk bestik, empal, rendang, dendeng, baso, abon dipanggang dan dibakar (grill); 5) Kelapa (knuckle). Dengan deskripsi : potongan daging bagian paha belakang, berada diantara penutup dan gandik, daging bersifat padat, dan kelapa ± 3,3 % berat karkas. Sedangkan peruntukan kelapa adalah untuk empal, dendeng, casserole dan rendang; 6) Penutup (topside). Dengan deskripsi : bagian daging sapi yang terletak di bagian paha belakang dan mendekati area pantat sapi, potongan daging sapi di bagian ini sangat tipis dan kurang lebih sangat liat, dan penutup ± 6,2 % berat karkas. Sedangkan peruntukan penutup adalah untuk empal, dendeng, pizza dan rendang; 7) Pendasar (silverside). Dengan deskripsi : potongan daging bagian paha belakang bawah, daging bersifat padat dan tidak banyak mengandung lemak, dan pendasar ± 6,2 % berat karkas. Sedangkan peruntukan pendasar adalah untuk dendeng, rendang dan abon; 8) Kijen (chuck tender). Dengan deskripsi : potongan daging berbentuk kerucut yang terlapis kulit luar yang tipis, dan kijen ± 0,9 % berat karkas. Sedangkan peruntukan kijen adalah untuk rendang, sop dan oseng-oseng; 9) Sampil besar (chuck). Dengan deskripsi : potongan daging bagian paha atas, bahu dan punuk. Daging kurang lunak karena kandung kolagen yang cukup tinggi, dan sampil besar ± 4,8 % berat karkas. Sedangkan peruntukan sampil besar adalah untuk rendang, kari, semur, sop, bakso, abon dan empal; 10) Sampil kecil. Dengan deskripsi : bagian bahu atas yang berbentuk segi empat, dan sampil kecil ± 5,5 % berat karkas. Sedangkan peruntukan sampil kecil adalah untuk rendang, kari, steak, oseng-oseng, dan se'i (makanan khas NTT); 11) Sengkel (shin/shank). Dengan deskripsi : potongan daging bagian atas betis, daging ini tidak lunak, dan sengkel ± 1,3 % berat karkas. Sedangkan peruntukan Sengkel adalah untuk kari, sop, dan daging cincang; 12) Iga (rib meat). Dengan deskripsi : potongan daging yang berasal sekitar tulang rusuk (rusuk keenam sampai kedua belas). Sedangkan peruntukan Iga adalah untuk cornet, roll rawon, sop, roast dan sup konkro (makan khas Makasar ); 13) Samcan (flank). Dengan deskripsi : potongan dari bagian otot perut, bentuknya panjang dan datar, daging ini kurang lunak, dan samcan ± 3,7 % berat karkas. Sedangkan peruntukan Samcan adalah untuk cornet, sate, daging giling, sop, rawon, oseng-oseng dan taco (makanan khas Meksiko); 14) Sandung lamur (brisket). Dengan deskripsi : potongan dari bagian dada, agak berlemak, dan sandung lamur ± 3,2 % berat karkas. Sedangkan peruntukan Sandung lamur adalah untuk cornet smoked brisket, soto, rawon dan asam padeh (masakan khas Padang).
Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian)
Sumber : 1) Folder "Mengenal Jenis-jenis Potongan Daging Sapi", Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2011; 2) ekabess.wordpress.com.

Penyiapan Benih Dan Penyiapan Lahan Padi Gogo Tanpa Olah Tanah

 

 

 

 

 

Penyiapan Benih Dan Penyiapan Lahan Padi Gogo Tanpa Olah Tanah

Penyiapan benih
Kebutuhan benih untuk satu hektar lahan kurang lebih 40 kg. Dianjurkan menggunakan benih yang bermutu, yaitu yang telah bersertifikat dan berdaya tumbuh di atas 80%. Benih yang bersertifikat atau berlabel dapat diperoleh pada kios- kios atau toko pertanian maupun penyalur benih. Benih tersebut mempakan benih sebar (extension seed) yang dihasilkan dan disebarkan oleh para penangkar benih atau kebun-kebun benih. Selain itu, masih ada benih pokok (stock seed) yang dihasilkan dan disebarkan oleh balai-balai benih serta benih dasar (foundation seed).
Jika benih disediakan sendiri atau tidak membeli maka hams dipilih yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1) Benih benar-benar tua dan kering.
2) Butir harus bernas (tidak kopong).
3) Murni, tidak tercampur dengan jenis lain.
4) Benih bebas dari hama dan penyakit.
Benih yang baik memiliki banyak cadangan bahan makanan serta akan tuinbuh lebih cepat dan seragam. Untuk mengetahui daya tumbuh benih perlu dilakukan uji daya tumbuh. Sebelum ditanam di lapangan, benih direndam selama satu malam di dalam air. Tujuannya untuk memacu perkecambahan di lapangan. Akan lebih baik jika benih direndam dalam larutan fungisida untuk memperkecil risiko serangan penyakit blas. Caranya dapat dengan pelapisan atau perendaman. Cara pelapisan, yaitu benih dibasahi air terlebih dahulu, selanjutnya diaduk dengan fungisida Benlate T 20 WP dengan dosis 5 g/kg benih. Masukkan benih ke dalam kantong plastik dan kocok merata. Cara perendaman adalah dengan merendam benih dalam larutan fungisida Benlate T 20 WP selama 15 menit dengan dosis dan petunjuk sesuai kemasan.
PENYIAPAN LAHAN
Pada penyiapan lahan dengan sistem tanpa olah tanah (TOT), lahan sama sekali tidak diolah. Hal ini tentu berbeda dengan sistem konvensional yang tanahnya diolah sempurna. Ciri-ciri tanah yang cocok untuk penerapan TOT antara lain
1) berdrainase baik sampai sedang,
2) bertekstur sedang sampai berpasir,
3) mudah kering,
4) bagian atas bertekstur pasir berdebu,
5) kondisinya miring, dan
6) berdaya ikat air sedikit.
Langkah-langkah penyiapan lahan dengan sistem TOT adalah sebagai berikut.
l. Menyemprot gulma, misalnya alang-alang, dengan herbisida sistemik
Untuk pemberantasan gulma tidak dianjurkan menggunakan herbisida yang bersifat kontak, tetapi sebaiknya menggunakan herbisida sistemik. Contoh herbisida yang bersifat sistemik adalah Roundup, Polaris 240 AS, Eagle IPA 480 AS, Kleen Up 480 AS, Basmilang 480 AS, dan Spark 160 AS. Herbisida jenis ini mengandung bahan aktif glifosat yang bekeija secara sistemik dan diisap melalui daun. Sifatnya mudah terurai, cepat terdekomposisi oleh mikroorganisme dan sinar matahari, serta tidak meninggalkan residu.
Setelah herbisida disemprotkan selanjutnya akan terserap dan menyebar ke seluruh bagian tanaman, tak terkecuali akar atau rimpang. Daun alang-alang yang tua atau layu kekurangan air akan lambat dan sedikit menyerap herbisida. Herbisida ini bekerja relatif lambat. Setelah dua hari disemprot, daun alang-alang masih tampak hijau.
Herbisida kontak memang bekerja lebih cepat daripada herbisida sistemik. Dalam waktu dua hari setelah disemprot, daun alang-alang akan cepat mati. Namun, herbisida kontak hanya mematikan bagian tanaman yang terkena semprot saja karena tidak terserap dan tidak menyebar ke bagian tubuh tanaman. Penyemprotan yang hanya mengenai bagian di atas permukaan tanah tanpa mengenai rimpang memungkinkan alang-alang dalam waktu relatif singkat akan tumbuh lagi. Oleh karenanya, jenis herbisida kontak tidak layak atau kurang efektif digunakan untuk persiapan lahan secara TOT.
Penyemprotan herbisida diusahakan semerata mungkin. Jika dirasa tidak merata, lakukan penyemprotan ulang. Penyemprotan koreksi dilakukan selang 10 hari setelah penyemprotan pertama.
Waktu penyemprotan dilakukan saat cuaca cerah dan menurut estimasi tidak akan datang hujan dalam waktu 6 jam setelah dilakukan penyemprotan.
Dosis yang digunakan untuk penyempotan disesuaikan dengan rekomendasi pada label kemasan. Air yang digunakan untuk mencampur herbisida sebaiknyajemih, tidak mengandung partikel tanah, dan tidak keruh.
Dalam menentukan waktu penyemprotan sebaiknya juga melihat kondisi pertumbuhan gulma. Waktu yang tepat adalah saat gulma atau alang-alang sedang tumbuh aktif.
Penggunaan herbisida dapat dihemat dengan cara membakar gulma atau alang-alang terlebih dahulu, khususnya yang sudah tua.
Gulma lalu dibiarkan tumbuh kembali atau diremajakan dalam waktu kira-kira 1,5 bulan. Selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan herbisida saat gulma sedang tumbuh aktif. Dalam waktu satu minggu sesudah penyemprotan, alang-alang mulai menguning. Empat minggu kemudian alang-alang akan mati.
2. Merebahkan alang-alang
Untuk merebahkan alang-alang dapat digunakan drum kosong yang digelindingkan di atas alang-alang yang sudah mati. Selain itu, dapat digunakan alat perebah lain. Alang-alang yang telah direbahkan selanjutnya akan menjadi mulsa. Jadi, dalam sistem TOT ini gulma merupakan input. Mulsa ini menguntungkan karena dapat
a) mencegah kerusakan tanah dari benturan air hujan,
b) meningkatkan kandungan bahan organik dan kesuburan tanah,
c) menekan pertumbuhan gulma berikutnya dan mengurangi penguapan,
d) menciptakan mikroklimat yang mendukung pertumbuhan tanaman, dan
e) meningkatkan aktivitas organisme dalam tanah.
( Sumber : Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah/ YT Prasetyo)

DESKRIPSI BUNGA SEDAP MALAM (Polianthes tuberosa)

Penanaman

DESKRIPSI BUNGA SEDAP MALAM (Polianthes tuberosa)

Sumber Gambar: http://www.google.co.id
Bunga yang berasal dari Meksiko. Masyarakat Jepang menggunakan bunga sedap malam sebagai lambang cinta. Di Thailand, bunga yang harum di malam hari ini adalah kesayangan para perangkai bunga karena sifatnya yang harum dan tidak mudah layu. Masyarakat Eropa memakai bunga sedap malam ini dalam upacara keagamaan. Tak heran bila bunga yang dikenal di luar negeri dengan nama tuberosa ini dijumpai menghiasi altar di gereja-gereja dan bunga ini juga disukai di manca negara

Syarat Tumbuh Bunga Sedap Malam

Bunga Sedap Malam (Polianthes tuberosa Linn ) merupakan salah satu bunga hias yang sudah banyak dikenal luas di masyarakat sebagai bunga potong dan penghasil parfum. Wanginya yang seharum melati bermanfaat menenangkan hati orang di sekitarnya. Varietas unggul nasional sedap malam berbunga semi ganda nama Roro Anteng berasal Pasuruan dan sedap malam Dian Arum berasal dari Cianjur
 

Teknik Pewarnaan Bunga Sedap Malam

Bunga potong sedap malam (Polianthes tuberosa L.) adalah salah satu bunga potong yang banyak diusahakan di Indonesia dan mempunyai pasar yang potensial (Soekartawi, 1996). Varietas, warna, bau, dan kondisi fisik bunga adalah faktor penting dalam pemilihan dan permintaan bunga oleh konsumen. Keragaman warna pada bunga meningkatkan keleluasaan konsumen untuk memilih dan memadupadankan bunga sesuai dengan tujuan penggunaannya.
 






SUMBER: Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian

Saturday, December 7, 2013

Manfaat dan pengertian pertanian organik

 pertanian organik dan hemat sumber daya alam telah banyak diaplikasikan di daerah tropis dalam sepuluh tahun terakhir. Namun yang mengagetkan, baru sedikit data yang mengungkap kinerja dua jenis pertanian ini di masyarakat. Hal inilah yang memicu penelitian terbaru yang telah diterbitkan dalam International Journal of Agricultural Sustainability kemarin (Selasa, 1/10).
Mampukah pertanian organik dan hemat sumber daya alam meningkatkan kesejahteraan masyarakat? Meningkatkan ketahanan pangan? Pertanyaan-pertanyaan ini yang berusaha dijawab oleh Mica Bennett dari Sustainable Commodity Initiative, International Environment House dan Steven Franzel dari World Agroforestry Centre.
Dengan menganalisis 31 praktik pertanian organik dan hemat sumber daya di Afrika dan Amerika Latin, kedua peneliti mengungkap manfaat langsung yang diraih petani ketika mereka beralih dari pola pertanian konvensional atau pertanian organik tradisional ke konsep pertanian organik dan hemat sumber daya alam.
Menurut tim peneliti, sejak pertengahan 1980-an, jumlah penduduk Afrika yang hidup dengan pendapatan $1/hari jumlahnya terus bercokol pada angka 50%. Padahal pada saat itu Afrika mencatat sejumlah kesuksesan dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Namun pertumbuhan populasi penduduk telah melampaui kinerja ini sehingga produksi pangan per kapita terus turun.
Banyak peneliti yang saat itu beranggapan, jalan keluar dari jurang kemiskinan di Afrika adalah dengan menggunakan teknologi Revolusi Hijau. Teknologi ini berhasil di beberapa wilayah Asia Timur dan Pasifik, meningkatkan produksi serealia hingga tiga kali lipat. Namun teknologi ini ternyata membawa dampak negatif bagi industri pertanian. Yaitu dengan menghasilkan gas rumah kaca, residu pestisida, merusak keanekaragaman hayati, memicu erosi, menurunnya kesuburan serta peningkatan jumlah garam dalam tanah.
Solusinya, para petani kemudian menerapkan sistem pertanian organik dan hemat sumber daya. Pertanian hemat sumber daya alam adalah pertanian yang berusaha menggunakan jasa dan sumber daya alam dengan bijaksana, memertimbangkan kebutuhan pada masa datang. Pertanian ini memromosikan manfaat yang seimbang dari peningkatan produksi pertanian dan dampaknya terhadap lingkungan, masyarakat dan kesehatan.
Teknik yang digunakan beragam. Diantaranya adalah tata kelola nutrisi dan hama terpadu, konservasi lahan, konsep wana tani (agroforestry), aquaculture, budidaya air (water harvesting) dan integrasi peternakan. Sementara pertanian organik adalah sistem pertanian yang menggunakan semua teknik pertanian hemat sumber daya alam di atas tanpa menggunakan bahan-bahan sintetis dan kimia berbahaya. Perpaduan kedua konsep ini disebut Organic and Resource-Conserving Agriculture (ORCA).
Hasil analisis kedua peneliti menunjukkan, sebanyak 19 dari 25 (76%) praktik ORCA terbukti berhasil meningkatkan hasil panen. Sebanyak 7 dari 8 (87,5%) praktik ORCA terbukti memerkuat keamanan pangan. Dan 19 dari 23 (82,6%) praktik ORCA terbukti meningkatkan pendapatan masyarakat.
Namun kesuksesan praktik ORCA ini tidak datang dengan sendirinya. Diperlukan berbagai jenis keahlian dari petani kecil dan mitra mereka yang meliputi keahlian wira usaha, perdagangan, keahlian berorganisasi, kemauan untuk berinovasi dsb. Jika semua keahlian ini berhasil dikuasai, menurut kedua peneliti, manfaat ORCA akan semakin nyata yaitu meningkatkan kualitas lingkungan, ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Redaksi Hijauku.com

Wednesday, December 4, 2013

5 alasan indonesia keluar dari WTO


Sudah 18 tahun lamanya Indonesia menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sejak itu pula Indonesia sangat patuh menjalankan semua agenda yang didiktekan oleh WTO.
Namun, bagi Rudi Hartono, aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD), keanggotaan Indonesia di WTO justru membawa malapetaka bagi perekonomian nasional Indonesia.
Rudi membeberkan lima alasan mengapa Indonesia harus dituntut keluar dari keanggotaan WTO. Pertama, agenda ekonomi WTO telah merampas kedaulatan ekonomi Indonesia.
“Liberalisasi impor pangan berdampak akut terhadap hancurnya produksi pangan lokal. Akibatnya, selama satu dekade terakhir kita makin bergantung pada pangan impor,” kata Rudi dalam diskusi dan konferensi pers Gerakan Nasional Pasal 33 UUD 1945 di kantor KPP-PRD, di Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Selain itu, kata Rudi, liberalisasi perdagangan tersebut juga telah menghancurkan industri nasional. Dalam satu dekade terakhir Indonesia mengalami fenomena “de-industrialisasi”.
Kedua, agenda WTO merampas kedaulatan politik Indonesia. Ia mencontohkan dengan banyaknya produk Undang-Undang dan kebijakan politik pemerintah yang tunduk atau didiktekan oleh WTO.
“Kalau anda lihat, UU pangan itu kan sama persis dengan apa yang menjadi kesepakatan WTO di sektor pertanian (AoA). Padahal, UU itu jelas-jelas mengangkangi konstitusi kita,” paparnya.
Contoh lainnya, tambah Rudi, adalah lahirnya Permendag nomor 16 tahun 2013 yang merevisi Permendag sebelumnya. Intinya, pada Permendag baru ini ada 18 produk buah/sayur Indonesia yang dilepaskan dari kebijakan pengetatan impor.
“Permendag itu lahir karena gugatan AS di Badan Sengketa WTO. Padahal, pengetatan impor itu kan untuk melindungi kepentingan petani kita demi menjamin ketersediaan produksi buah/sayur lokal,” jelasnya.
Ketiga, posisi Indonesia sebagai panitia penyelenggaran Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 WTO di Bali justru menggerus anggaran negara. Menurut Rudi, biaya penyelenggaraan acara KTM WTO di Bali tersebut menggerus anggaran negara sebesar Rp 319 milyar.
Keempat, keanggotaan Indonesia di WTO justru merusak garis politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Menurut Rudi, di dalam forum negosiasi WTO, posisi Indonesia cenderung menjadi kaki tangan bagi kepentingan negara imperialis dan korporasi multinasional.
“Katanya politik luar negeri kita bebas dan aktif, tetapi ini kok cenderung memihak negeri-negeri imperialis. Kita malah terkesan seperti kaki tangan negeri imperialis,” kata Rudi.
Rudi menilai, penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah KTM ke-9 WTO sarat dengan kepentingan negara imperialis untuk menjadikan Indonesia “boneka”-nya untuk bernegosiasi dengan negara-negara berkembang lainnya.
Kelima, agenda ekonomi yang diusung WTO sangat bertolak-belakang dengan konstitusi, khususnya pasal 33 UUD 1945. Menurut Rudi, semangat filosofis pasal 33 UUD 1945 sangat menentang liberalisme ekonomi, sementara agenda ekonomi WTO sangat mendorong pada liberalisasi ekonomi.
“Dalam pasal 33 UUD 1945, ada keharusan agar negara mengambil peranan dalam mengorganisir perekonomian agar mendatangkan kemakmuran bagi rakyat. Sedangkan agenda WTO menghendaki pemerintah memfasilitasi agenda perdagangan bebas yang notabene sarat dengan kepentingan korporasi besar,” jelasnya.
Rudi juga membantah argumentasi sebagian elit dan ekonom pro-neoliberal di Indonesia, yang mengklaim bahwa agenda perdagangan bebas berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 5% per tahun.
“Okelah, pertumbuhan ekonomi rata-rata 5%, tetapi apa kontribusi bagi ekonomi nasional dan rakyat Indonesia,” katanya.
Rudi mengklaim, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut tidak berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh liberalisasi investasi dan perdagangan itu justru memicu perampasan sumber daya milik rakyat oleh korporasi multinasional.
Selain itu, kata dia, pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu tidak berkontribusi dalam memperkuat struktur ekonomi nasional. “Sampai sekarang anggaran kita terjerembab dalam defisit dan jerat utang. Sementara sektor pertanian dan industri kita merosot. Kita makin bergantung pada impor,” tegasnya.
Lebih jauh Rudi menambahkan, liberalisasi investasi dan perdagangan memicu konflik sumber daya antara korporasi besar melawan rakyat, pengrusakan lingkungan, dan korupsi.
Ulfa Ilyas

Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20131128/lima-alasan-menuntut-indonesia-keluar-dari-wto.html#ixzz2maFf64FL
Follow us: @berdikarionline on Twitter | berdikarionlinedotcom on Facebook

Perlawanan mahasiswa Kendari terhadap agenda Organisasi Perdagangan Dunia WTO

Perlawanan mahasiswa Kendari terhadap agenda Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), terutama yang dimotori oleh Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), dikonkretkan dengan pembangunan posko perlawanan.
Posko perlawanan yang dibangun sejak kemarin (3/12) dipusatkan di pelataran eks MTQ Kendari. “Posko ini dimaksudkan sebagai sentral informasi dan sekaligus konsolidasi untuk mengusung perlawanan terhadap WTO,” kata Ade Kowareono, aktivis LMND Kendari.
Menurut Ade, dalam beberapa hari kedepan, posko itu siap membuka ruang diskusi dengan warga terkait WTO dan dampak negatifnya bagi bangsa Indonesia. Di posko itu, kata Ade, akan disediakan material propaganda mengenai WTO.
Selain membangun posko, LMND Kendari juga menggelar aksi massa menentang pertemuan WTO di Bali, Selasa (3/12) kemarin. Aksi massa tersebut digelar di Lampu Merah Wua-wua Kendari.
Dalam aksinya LMND mengusung 5 tuntutan, yaitu: (1) laksanakan Pasal 33 UUD 1945; (2) Delegitimasi WTO sekarang juga; (3) Indonesia harus keluar dari keanggotaan WTO; (4) Batalkan semua kesepakatan FTA (Kesepakatan pedagangan bebas); dan (5) Merumuskan model alternative perdagangan Internasional berdasarka keadilan Ekonomi.
Dalam aksinya, selain menggelar mimbar bebas, aktivis LMND juga membagi-bagikan selebaran kepada warga.
Wiwin Irawan

Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20131204/tolak-wto-lmnd-kendari-bangun-posko-perlawanan.html#ixzz2maEaILIc
Follow us: @berdikarionline on Twitter | berdikarionlinedotcom on Facebook

Arti Tumbuhan dan Tanaman

Arti Tumbuhan dan Tanaman

Arti Tumbuhan 
Pada dasarnya "tumbuhan" sama dengan "tanaman". Kalau arti tumbuhan adalah salah satu dari klasifikasi mahluk hidup yang mempunyai zat hijau daun sehingga dapat memproduksi sendiri makanannya. Dan tumbuhan muncul di permukaan bumi. 
Jenis tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah 25.000 jenis, dan ini lebih dari 10% jenis tumbuhan di dunia. Karena faktor geografis Indonesia yang memiliki iklim tropis. Dan tumbuhan di Inonesia banyak ragamnya terdapat di hutan Indonesia.

Tanaman
Tanaman adalah tumbuhan yang sengaja dibudidayakan untuk diambil manfaatnya. Dari produknya tanaman dibedakan menjadi :
  • Tanaman biji-bijian
  • Tanaman kacang-kacangan
  • Tanaman buah
  • Tanaman sayur-sayuran
  • Tanaman industri
  • Tanaman rempah
  • Tanaman umbi-umbian
  • Tanaman serat
  • Tanaman obat-obatan
  • Tanaman penghasil minyak

Memahami Sistem Pertanian Organik


Memahami Sistem Pertanian Organik - Sistem pertanian organik sekarang ini sudah dikenal luas karena hasil yang lebih sehat dan bebas pestisida, yuk kita simak saja ulasannya berikut ini:

A. Pemahaman Sistem Pertanian organik
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia. Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.

B. Manfaat Sistem Pertanian Organik
1. Tanaman yang dihasilkan bebas dari residu atau sisa-sisa pestisida dan bahan kimia lainnya yang disebabkan oleh aktifitas pemupukan.
2. Tanaman yang dihasilkan lebih sehat dan segar.
3. Tanaman yang dibudidayakan secara ogannik ini mampu menjaga kelestarian dan keseimbangan alam.

C. Penerapan Sistem Pertanian Organik
   Budidaya tanaman dengan sistem pertanian organik ini pada dasarnya adalah menghindari segala pemakaian bahan kimia terhadap tanah maupun tanaman. Penerapan dari sistem pertanian organik ini adalah:
1. Penggunaan bahan alami untuk kesuburan tanah.
2. Tidak menggunakan bahan kimia dalam budidaya

D. Ciri - Ciri Pertanian Organik 
1. Menyuarakan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi berkesinambungan.
2. Aspek alamiah dan kondisi lingkungan sekitar merupakan sumber penunjang produksi yang utama.
3. Mengurangi penggunaan bahan penunjang dari luar.
4. Rotasi tanaman.
5. Sistem budidaya secara tumpang sari atau polikultur.
6. Pengendalian OPT secara biologis.
7. Varietas tanaman yang resisten.
8. Tidak menggunakan zat kimia.
9. Mencegah erosi dan Pengelolaan air.
10.Daur ulang nutrisi atau unsur hara dari dalam tanah.

E. Tujuan Sistem Pertanian Organik
1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi.
2. Membudidayakan tanaman secara alami.
3. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologi dalam ekosistem pertanian.
4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
5. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran akibat dari penerapan teknik pertanian.
6. Meningkatkan usaha konservasi tanah dan air serta mengurangi masalah erosi akibat pengolahan tanah yang intensif.
7. Meningkatkan peluang pasar produk organik baik domestik maupun global.

F. Kendala dan Solusi dalam Sistem Pertanian Organik
1. Kendala:
· Adanya hama transmigran dari kebun non-organik yang menyebabkan menurunya produksi.
· Tanah sudah banyak mengandung residu
· Tanah untuk pertanian pertanian organik sebaiknya tanah yang masih perawan atau asli sementara banyak penelitian yang menyatakan bahwa tanah pertanian di Indonesia sudah jenuh fosfat.
· Pasar terbatas karena hasil pertanian organik hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja.
· Kesulitan menggantungkan pasokan dari alam, seperti pupuk.
· Sulitnya meninggalkan kebiasaan petani yang bergantung pada pupuk kimia dan pestisida.
2. Solusi
·  Sosialisasi pada masyarakatan mengenai pertanianyang ramah lingkungan.
·  Menggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik.
·  Dibutuhkan kajian lebih banyak untuk mendapatkan saprotan (sarana produksi pertanian) organik yang terbaik.

apa yang anda cari ?