To kaili

Wednesday, November 12, 2014

PENYAKIT BERCAK DAUN COKLAT (Brown Leaf Spot) PADA TANAMAN PADI & PENGENDALIANNYA

PENYAKIT BERCAK DAUN COKLAT (Brown Leaf Spot) PADA TANAMAN PADI & PENGENDALIANNYA

Sumber Gambar: www.google.com
Penyakit bercak daun coklat disebabkan oleh jamur Helminthosporium oryzae tersebar di negara-negara penghasil padi di Asia dan di Afrika. Di Indonesia, penyakit ini banyak ditemukan pada pertanaman padi terutama di tanah-tanah marginal yang kurang subur, atau kahat unsur hara tertentu. Beberapa daerah padi gogorancah di Nusa Tenggara Barat, Bali, Gunung Kidul, Jawa Barat bagian selatan dan Lampung merupakan daerah endemik penyakit ini. Hubungan antara terjadinya penyakit dengan ketersediaan unsur hara tanah sangat erat. Tanaman yang kurang sehat sangat mudah terserang penyakit ini. Pada kondisi tanah yang kahat unsur kalium penyakit bercak coklat dapat menimbulkan kerugian hasil 50 sampai 90 persen. Faktor lain yang berpengaruh adalah sistem drainase yang tidak baik, sehingga mengganggu terserapnya unsur-unsur hara.
Biologi dan Ekologi
Gajala khas penyakit ini adalah ( baca seterusnya )
adanya bercak coklat pada daun berbentuk oval yang merata di permukaan daun dengan titik tengah berwarna abu-abu atau putih. Titik abu-abu di tengah bercak merupakan gejala khas penyakit bercak daun coklat di lapang. Bercak yang masih muda berwarna coklat gelap atau keunguan berbentuk bulat. Pada varietas yang peka panjang bercak dapat mencapai panjang 1 cm. Pada serangan berat, jamur daopat menginfeksi gabah dengan gejala bercak berwarna hitam atau coklat gelap pada gabah.
Jamur H. oryzae menginfeksi daun, baik melalui stomata maupun menembus langsung dinding sel epidermis setelah membentuk apresoria. Konidia lebih banyak dihasilkan oleh bercak yang sudah berkembang (besar) kemudian konidia dihembuskan oleh angin dan menimbulkan infeksi sekender. Jamur dapat bertahan sampai 3 tahun pada jaringan tanaman dan lamanya bertahan sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
Pengendalian
Perkembangan penyakit sangat erat hubungannya dengan keadaan hara tanah khususnya nitrogen, kalium, magnesium, dan mangan. Penanaman varietas tahan di Indonesia masih sangat terbatas. Rabcide 50 WP merupakan fungisida yang dianjurkan untuk mengendalikan penyakit bercak daun coklat H. oryzae pada pertanaman padi gogo.
Ada beberapa cara pengendalian yang lainnya , seperti dibawah ini :
1. Jarak tanam yang tidak terlalu rapat terutama saat musim hujan
2. Jika perlu gunakan cara tanam sistem legowo
3. Jangan gunakan urea yang berlebih dan imbangi dengan unsur K
4. Aplikasi fungisida pada daun tanaman padi, contoh: antracol, dithane, dan fungisida kontak lain sebagai pencegahnya. Jika sudah terserang gunakan fungisida sistemik seperti score, anvil, folicur, Nativo, opus, indar dll.
5. Penanaman varietas tahan, seperti Ciherang dan Membrano
6. Pemupukan berimbang yang lengkap, yaitu 250 kg urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCl per ha
7. Penyemprotan fungisida dengan bahan aktif
8. difenoconazol
Pengendalian kimiawi dengan pemberian pupuk NPK berimbang, pengaturan jarak tanam, pengapuran lahan untuk meningkatkan pH tanah. Pengendalian kimiawi dengan aplikasi fungisida berbahan aktif azoxistrobin, belerang, difenokonazol, tebukonazol, karbendazim, metil tiofanat, atau klorotalonil dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Sumber : Penyakit pada Tanaman Padi.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan & Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2010.
Penulis : Iman Priyadi, (Penyuluh Pertanian Balai Besar pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian)
email : imanpriyadi@yahoo.co.id
http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penyakit-bercak-daun-coklat-brown-leaf-spot-pada-tanaman-padi-pengendaliannya 
 

No comments:

apa yang anda cari ?