untuk Melihat Katam Jawa tengah kabupaten Purworejo... selengkapnya lihat di File pdf nya disini http://katam.litbang.pertanian.go.id/katam_terpadu/2015/mk/3/33/3306/3306.pdf
S A L A M S E M B A D A
MAKALAH PERTANIAN, MACAM MACAM TEKNIK PERTANIAN, BUDIDAYA, PANEN DAN PASCA PANEN, HAMA PENYAKIT POPT,
Monday, April 27, 2015
Monday, April 13, 2015
Sail Tomini 2015, Destinasi wisata kepulauan Sulawesi Tengah
louncing Logo 5 Mei 2015 |
louncing Logo 5 Mei 2015 |
Hadir dalam rakor tersebut Menko Kemaritiman, Indroyono Soesilo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Arief Yahya dan Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola.
Selain itu, hadir pula pejabat dari berbagai instansi maupun pemerintah daerah daerah yang terlibat.
Sementara itu, Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Kebudayaan, Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kemenko PMK, Hazwan Yunas menambahkan, program sail mendatang tidak sekedar lomba perahu layar namun merupakan upaya pemerintah dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur.
Selain itu, pembangunan SDM dan destinasi wisata maritim atau kelautan serta model percepatan pembangunan wilayah pantai dan kepulauan.
Sebelumnya even Sail telah diselenggarakan enam kali berturut turut setiap tahun sejak 2009.
Dalam arahannya, Puan Maharani berpesan agar agenda
kegiatan penyelenggaraan Sail Tomini 2015 tidak berubah-ubah sebab hal
tersebut berkaitan dengan arah angin yang berhembus di kawasan tersebut.
“Maka dari itu acara puncak Sail Tomini untuk saat ini tidak perlu ada
perubahan tetap tanggal 19 September,” kata Puan Maharani.
Berkaitan dengan logo yang nanti akan digunakan, menurut
Menko PMK harus menonjolkan kekhasan kawasan tersebut. “Kalau untuk
Sail Tomini saya kira yag lebih pas adalah dengan menggunakan logo
perahu Phinisi dengan layar yang warna-warni,” kata Puan Maharani.
Pemilihan logo tersebut, lanjut Menko PMK tentunya tidak
asal pilih sebab perahu phinisi merupakan perahu tradisional Sulawesi
yang telah diakui dunia sebagai salah satu warisan budaya milik
Indonesia.
Pada kesempatan Rakor kali ini, Puan Maharani kembali
menegaskan bahwa tujuan penyelenggaraan Sail Tomini 2015 adalah untuk
mempercepat pembangunan daerah tertinggal, pinggiran, dan kepulauan.
“Sekaligus untuk mempromosikan distinasi pariwisata di daerah Sulawesi
Tengah ke dunia internasional,”tambah Menko PMK.
“Dan tujuan yang lebih penting adalah mengukuhkan
kembali kejayaan Indonesia sebagai bangsa bahari yang hidup di Negara
Kepulauan,” tegas Menko PMK.(Humas Kemenko PMK/ES).
sumber:http://setkab.go.id/sail-tomini-diselenggarakan-september-2015/ diakses tgl 14/4/2015pukul
10:53
MAKALAH MATAKULIAH GIZI DAN KETAHANAN PANGAN TENTANG DIVERSIFIKASI PANGAN NON-BERAS
MAKALAH
MATAKULIAH
GIZI DAN KETAHANAN PANGAN
TENTANG
DIVERSIFIKASI
PANGAN NON-BERAS
OLEH
S U N A R D I N
Nirem: 05.14.12.0393
KEMENTERIAN
PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN
(STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI
YOGYAKARTA
TAHUN 2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengertian pangan menurut UU No.7 Tahun 1996
Tentang Pangan, adalah segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah,
yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.selain itu pangan
juga ditentukan oleh selera makan suatu daerah dan factor keterbiasaan turuntemurun
yang telah membudaya.
Selera makan masyarakat
Indonesia cenderung sulit diubah.
Pola
konsumsi pangan masyarakat Indonesia pada saat ini umumnya masih mengandalkan beras, belum beragam
dan bergizi seimbang. Tingkat konsumsi per kapita Indonesia sebesar 139 kg/
tahun. Padahal
menurut Standar Pola Pangan Harapan (PPH) seharusnya 275 gram/hari saja.
Sementara itu, konsumsi umbi –umbian hanya 40 gram per kapita per hari, jumlah
ideal 100 gram per kapita per hari. Sementara di Negara ini sangat banyak potensi sumber makanan lokal yang dapat dikonsumsi selain bergantung pada
beras,misalnya sagu di Papua dan Maluku , atau Jagung pada beberapa daerah
diwilayah NTT dan Sulawesi. Olehnya diversifikasi pangan non-beras sangat
dianjurkan untuk dilaksanakan,selain untuk pemenuhan gizi berimbang juga
memutuskan rantai ketergantungan masyarakat terhadap pangan beras.
1.2
Rumusan
Masalah
Dengan melihat latar
belakang yang dikemukakan sebelumnya maka masalah yang akan dirumuskan dalam
makalah ini adalah diversifikasi pangan non-beras
1.3
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini dibuat adalah untuk mengetahui bagaimana diversifikasi pangan non-beras
1.4
Kajian Pustaka
Diversifikasi pangan menurut
Peraturan Pemerintah Nomor. 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan adalah upaya
peningkatan konsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang. Juga terdapat berbagai pengertian tentang diversifikasi pangan.
Menurut Rencana Aksi Nasional Pangan (RANP-G) dan Gizi 2011-2015, penganekaragaman pangan atau diversifikasi pangan
adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi
seimbang.
Prinsip dasar dari diversifikasi
konsumsi pangan adalah bahwa tidak satupun komoditas atau jenis pangan yang
memenuhi unsur gizi secara keseluruhan yang diperlukan oleh tubuh. Namun,
dengan adanya peranan pangan sebagai pangan fungsional seperti adanya serat,
zat antioksidan dan lain sebagainya sehingga dalam memilih jenis makanan tidak
hanya mempertimbangkan unsur gizi seperti kandungan energi protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral tetapi juga mempertimbangkan pangan
dengan peranan sebagai pangan fungsional...
Diversifikasi pangan tidak
dimaksudkan untuk menggantikan beras, `akan tetapi
mengubah pola konsumsi masyarakat sehingga masyarakat akan mengkonsumsi lebih
banyak jenis pangan dan lebih baik gizinya. Dengan menambah jenis pangan dalam
pola konsumsi diharapkan konsumsi beras akan menurun
1.5
Manfaat Diversikasi Pangan Non-Beras
Diversifikasi pangan non-beras adalah upaya menekan agar laju peningkatan konsumsi beras
dapat dikendalikan, setidaknya seimbang dengan kemampuan peningkatan produksi
beras nasional. Juga untuk memperbaiki mutu gizi makanan penduduk sehari-hari,agar lebih
beragam dan seimbang. Serta
merupakan alternatif terbaik
untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.
Diversifikasi
pangan non-beras adalah salah satu jalan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang
merupakan kewajiban bersama antara pemerintah
dan masyarakat. Memproduksi pangan yang beragam mengurangi ketergantungan
kepada impor pangan. Selain itu diversifikasi
pangan ini akan menghidupkan kembali budaya lokal, khususnya kebudayaan
dibidang pertanian dan kehutanan
II.
METODE PENYUSUNAN
Makalah ini merupakan
kajian pustaka dengan menggunakan pendekatan
deskripsi berdasarkan literatur
sumber tulisan berupa artkel,
yang berkaitan dengan
diversifikasi pangan non-beras
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Makanan pokok
adalah makanan yang menjadi gizi dasar. Makanan pokok biasanya tidak menyediakan keseluruhan
nutrisi yang dibutuhkan
tubuh, oleh karena itu, biasanya
makanan pokok dilengkapi dengan lauk pauk untuk mencukupkan kebutuhan nutrisi seseorang
dan mencegah dari kekurangan
gizi.
Makanan pokok
berbeda-beda sesuai dengan keadaan tempat dan budaya, akan tetapi biasanya berasal dari
tanaman, baik dari serealia seperti beras, gandum, jagung, maupun umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, talas dan singkong dan beberapa daerah dindonesia makanan pokoknya
adalah sagu. Diantara pangan non-beras
yang ada dimasyarakat adalah
1. Gandum (Triticum spp.) adalah sekelompok tanaman
serealia
dari suku padi-padian yang kaya akan karbohidrat.
Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu,
pakan ternak,
ataupun difermentasi
untuk menghasilkan alkohol. Pada umumnya, biji gandum (kernel) berbentuk opal
dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm. Seperti jenis serealia
lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ). Akan tetapi gandum ini tidak bisa dijadikan bahan alternative pendamping
beras karena gandum merupakan tanaman yang tidak cocok untuk dibudidayakan di
Indonesia
2.
Jagung
(Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman
pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika
Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan
pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa
daerah di Indonesia.
Di masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak.
Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan
dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung
menjadi bahan baku berbagai produk industri.
Beberapa di antaranya adalah bioenergi, industri
kimia, kosmetika,
dan farmasi. Dari sisi botani dan agronomi,
jagung merupakan tanaman model yang menarik, khususnya di bidang genetika, fisiologi,
dan pemupukan.
Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi
objek penelitian
genetika
yang intensif. Secara fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat
efisien memanfaatkan sinar matahari. Sebagian jagung juga merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi jika
mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya
12,5 jam
3. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae
yang memiliki umbi batang
yang dapat dimakan dan disebut "kentang" memiliki Bunga
sempurna dan tersusun majemuk. Ukuran cukup besar, dengan diameter sekitar 3cm. Warnanya berkisar dari
ungu hingga putih.
pula. Umbi
kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok
penting di Eropa
walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika
Selatan.Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan
tanaman ini.Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan dan telah
dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini
merupakan herba
(tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah
tropis cocok ditanam di dataran tinggi.
4. Ubi jalar atau ketela
rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman
budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan
kadar gizi
(karbohidrat)
yang tinggi. Di Afrika,
umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok
yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga
dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias
karena keindahan daunnya.
5. Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) adalah perdu tahunan tropika
dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas
sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat
dan daunnya sebagai sayuran.
6. Sagu adalah tepung atau olahan
yang diperoleh dari pemrosesan teras
batang rumbia
atau "pohon sagu" (Metroxylon sagu Rottb.). Tepung sagu
memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam
resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan
tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan, meskipun kedua
tepung ini berbeda.Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di
pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual
sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu,
saat ini sagu juga diolah menjadi mi dan mutiara.Sebagai sumber karbohidrat,
sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami
rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara
ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).
3.2
Pembahasan
Dari keenam sumber pangan non-beras diatas hanya Gandum yang tidak dianjurkan
untuk menjadi pendamping/pengganti beras
karena gandum tidak dapat tumbuh dengan baik dan sangat kurang petani
membudidayakannya dan tidak hanya itu, gandum juga secara kebudayaan tidak
termasuk makanan lokal di Indonesia. Selainitu salah satu hambatan dalam diversifikai
pangan adalah factor selera makan yang berbeda-beda antar daerah,dan sudah membudayanya
makan nasi (beras),dan telah menjadi kebiasaan secara turuntemurun.
IV.
KESIMPULAN
Diversifikasi pangan adalah sebuah program yang
mendorong masyarakat untuk memvariasikan makanan pokok
yang dikonsumsinya sehingga tidak terfokus pada satu jenis. Di Indonesia,
diversifikasi pangan dimaksudkan untuk memvariasikan konsumsi masyarakat
Indonesia agar tidak terfokus pada nasi Indonesia memiliki beragam hasil pertanian
yang sebenarnya bisa difungsikan sebagai makanan pokok seperti sukun, ubi, talas, dan sebagainya yang
dapat menjadi faktor pendukung utama diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan
pada pemerintahan Indonesia menjadi salah satu cara untuk menuju swasembada
beras dengan minimalisasi konsumsi beras sehingga total konsumsi tidak melebihi
produksi. Definisi diversifikasi pangan tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 68 tahun 2002
tentang Ketahanan Pangan.
Diversifikasi pangan diadakan bukan untuk mengganti pangan yang ada akan tetapi
lebih mengarah pada variasi nutrisi sebagai peran dalam pemenuhan
kebutuhan gizi masyarakat.Sehingga
nutrisi
yang diterima oleh tubuh dapat berfariasi
dan seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Puspitojati endah 2015 . pengertian pangan Diktat gizi dan ketahanan pangan
Yogyakarta:SekolahTinggi Penyuluhan Pertanian
Wikipedia 2015.ketahanan
pangan diakses tanggal 13 april 2015 pukul 14.30. http://id.wikipedia.org/wiki/Diversifikasi_pangan. wikipedia:online
Subscribe to:
Posts (Atom)